Kediri – Selain ilmu kepelatihan, lisensi merupakan hal penting untuk seorang pelatih sepak bola. Namun, Budiardjo Thalib, pelatih Persik Kediri justru memilih menolak panggilan PSSI dan menunda tes kenaikan lisensi dirinya ke A-AFC. Menurutnya, sukses Macan Putih merupakan hutang yang wajib ia tuntaskan.
Dua kali panggilan dari induk tertinggi persepakbolaan tanah air itu ditolak mantan asisten pelatih PSM Makasar ini.
“Ada dua panggilan PSSI tapi saya tolak, saya masih punya tanggung jawab terhadap tim ini (Persik Kediri),” katanya singkat.
Budi memilih menunda tes kenaikan lisensi dirinya dari B-AFC ke A-AFC demi tanggung jawabnya atas macan putih.
Kendati bukan panggilan yang bersifat wajib, namun, lisensi merupakan hal yang vital untuk karir seorang pelatih sepak bola. Lisensi tersebut mempengaruhi kasta tim yang akan mereka tukangi disamping ilmu kepelatihan yang tak kalah penting.
“Bukan wajib, tapi sebenernya ini penting buat pribadi saya, buat karir saya yang lebih tinggi. Insyaallah jika umur panjang saya akan ambil nanti di 2020,” imbuhnya.
Baca Juga : 150 Juta, Arema FC Kembali Disanksi Komdis PSSI
Bagi Budi, sukses Persik merupakan hutang yang wajib ia tuntaskan. Terlebih jika berhasil membawa skuadnya kembali ke kompetisi kasta tertinggi tanah air. Namun, terkait target itu, Budi tak ingin berbicara jauh. Budi memilih memberikan yang terbaik di setiap pertandingannya.
Di pekan ke 8 ini, Persik Kediri kembali ke puncak klasemen sementara Liga 2 2019 grup timur setelah mengalahkan Persatu Tuban, 2-0. Persik mengoleksi 15 poin dari hasil 4 kali menang, 3 kali imbang, dan 1 kali kalah. Sementara Persewar harus terlempar ke posisi ke 3, dengan raihan 12 poin setelah kalah dari PSIM Yogyakarta, 1-0. PSIM pun kini menempati posisi ke 2 dengan poin 12 dan menyisakan 1 laga. (ydk/sam)
Baca Juga :
- Macan Putih Tak Ingin Kecolongan Lagi di Kandang
- Persik Kediri Dihantam Badai Cedera, Alek dan Bagaskara Dipanggil Timnas U-22 Indonesia