Pasuruan (Jatimsmart.id) – Program Enterpreneurship and Employment Support Services (YESS) yang dilakukan Kementerian Pertanian, dimanfaatkan dengan baik oleh generasi milenial asal Wonorejo, Pasuruan yaitu Nur Budiantoko.
Nur Budiantoko yang menjadi salah satu CPCL (Calon Peserta Calon Lokasi) Youth Enterpreneurship and Employment Support Services, sukses membudidayakan sapi pedet. Ia juga termasuk salah satu milenial yang mampu memanfaatkan peluang sektor pertanian dan peternakan dan mendapatkan intervensi berupa pendampingan dan pelatihan. Milenial usia 29 tahun yang akrab disapa Aan ini, mengembangkan usahatani Budidaya Sapi Pedet.
BACA JUGA:
- Solusi Pemerintah Atasi Anjloknya Harga Telur Diapresiasi Peternak Ayam di Blitar
- Warga Resah, Sungai Genjong di Blitar Tercemar Limbah Peternakan
- Jawa Timur Sabet Tiga Penghargaan Nasional di Bidang Peternakan
“Rata-rata peternak sapi di Kab. Pasuruan membudidayakan sapi perah dan sapi penggemukan, tetapi hanya sedikit yang berfikir untuk budidaya sapi pedet. Karena perawatan sapi pedet usia 0 sampai 1 bulan jauh lebih sulit disbanding merawat sapi dewasa. Maka dari itu saya melihat peluang yang besar dalam budidaya sapi pedet,” ujar Aan.
Menurutnya memelihara sapi pedet memang lebih susah daripada memelihara sapi dewasa, tetapi jika sudah menemukan strategi dan kebiasaan hewan tersebut maka pemeliharaanya akan jauh lebih mudah.
Selain itu, untuk pemuda milenial yang tidak memiliki modal besar masih bisa melakukan usaha budidaya sapi. Hal tersebut dikarenakan harga beli sapi pedet tidak semahal sapi dewasa dan apabila dirawat dengan baik dalam waktu 3 bulan dapat dijual dengan harga lebih dari 2 kali lipat harga belinya.
Sapi pedet yang dimiliki Aan berjumlah 16 ekor dengan usia 1 – 3 bulan. Jenis sapi yang dibudidayakan adalah sapi perah yang diambil susunya. Selama melakukan budidaya sapi pedet sumber pakan yang diberikan masih menggunakan hijauan dan pakan pabrik.
Adanya pelatihan dan pendampingan di Program YESS, diharapkan dapat menambah pengetahuan, dan keterampilannya dalam melakukan usahatani berupa informasi mengenai manajement usaha maupun pakan alternatif. Dijelaskannya, permintaan akan kebutuhan susu dan daging sapi di kabupaten Pasuruan terus meningkat, hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan permintaan pasar setiap tahunnya. Sedangkan jumlah sapi yang dimiliki masih belum dapat memenuhi kebutuhan pasar.
BACA JUGA:
- Kejar Target Jatim Swasembada Susu, Khofifah Dorong Perluasan Peternakan Sapi Perah
- Wakil Bupati Trenggalek Dukung Perkembangan Bisnis Online
- 6 Tantangan Berbisnis di Era Digital, Sudah Siap Menghadapinya?
Hal tersebut sesuai arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL). Menurutnya, petani milenial merupakan tumpuan harapan pertanian Indonesia di masa mendatang. “Petani milenial saat ini banyak meraup hasil dan keuntungan yang melimpah dari hasil bertani. Kuncinya adalah mereka mengunakan akses market internasional dan komunitas pertanian untuk memasarkan hasil pertanian di dalam negeri dan luar negeri,” papar Mentan SYL. (*)