Kediri (Jatimsmart.id) – Kades Tarokan Supadi akhirnya menjalani sidang vonis di Pengadilan Negeri (PN) Kabupaten Kediri atas dugaan penggunaan gelar akademik palsu. Dalam sidang tersebut, Supadi divonis 1 Tahun penjara serta denda sebesar Rp. 5.000.000.
Setelah sempat ditunda, sidang perkara dengan nomor 100/Pid.Sus/2020/PN.Gpr akhirnya digelar. Sidang secara online ini dipimpin oleh Majelis Hakim yang diketuai Guntur Pambudi Wijaya, Hakim Anggota Mellina Nawang Wulan, dan M Fahmi Hary Nugroho. Serta dibantu oleh Panitera Pengganti, Sugeng Supriono, S.H. Pihaknya, memutuskan dan membacakan vonis di ruang sidang PN Kabupaten Kediri. Sedangkan terdakwa Supadi, berada di Lapas Kelas IIA Kediri dengan didampingi Penasehat Hukumnya, Prayoga, S.H.
Dalam keputusannya, Majelis Hakim menyatakan bahwa terdakwa telah terbukti melanggar pasal 28 ayat 7 Undang-Undang nomor 12 tahun 2012 tentang tentang Pendidikan Tinggi dan Undang-undang nomor 8 tahun 1981 tentang hukum acara pidana serta peraturan perundang-undangan lain.
“Yang bersangkutan telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana tambahan, menggunakan gelar akademik dan menjatuhkan pidana terhadap terdakwa tersebut dengan pidana penjara selama 1 tahun dan pidana denda sejumlah 5 juta dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar, maka diganti dengan Pidana kurungan selama 1 bulan,” kata Ketua Majelis Hakim Guntur Pambudi Wijaya. Kamis (18/6).
Adapun hal yang memberatkan, yaitu terdakwa sebagai kepala desa yang seharusnya memberi teladan yang baik bagi para warga desanya. Sementara yang meringankan adalah terdakwa bersikap sopan selama menjalani masa persidangan.
Ketua Majelis Hakim menetapkan masa penetapan dan penahanan yang telah dijalani terdakwa, dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dilakukan dan terdakwa tetap ditahan.
Atas putusan tersebut, baik JPU Tomy Marwanto, S.H. dan Penasehat Terdakwa, Prayoga, S.H., menyatakan pikir-pikir.
“Atas putusan majelis hakim, kami penasehat hukum terdakwa meminta kesempatan untuk pikir-pikir,” kata Prayogo usai Majelis Hakim selesai membacakan putusan, secara virtual itu.
Sebelumnya, pada bulan Oktober 2019 lalu, Supadi dilaporkan ke Polres Kediri Kota atas dugaan penggunaan gelar akademik palsu. Supadi sendiri mulai ditahan di Polres Kediri Kota sejak tanggal 20 Februari 2020. Supadi saat itu dikenakan pasal 93 Junto pasal 28 ayat 7 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, dengan ancaman hukuman 10 tahun penjara atau denda Rp 1 Miliar. (ad)