Banyuwangi (Jatimsmart.id) – Kabupaten Banyuwangi menggelar Hacking Day Competition 2020. Ajang yang digelar kali kedua tersebut, sebagai ajang untuk mengasah kemampuan anak muda daerah di bidang cybersecurity (keamanan siber).
Ajang yang digelar kali kedua ini mendapat animo yang baik dari anak-anak muda Banyuwangi. Sebanyak 45 anak setara SMA antusias mengikuti kompetisi ini.
Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Banyuwangi Budi Santoso mengatakan, di era digital seperti sekarang ini ancaman siber di jagad maya ini makin besar. Maka, talenta cybercesurity sangat diperlukan untuk meningkatkan keamanan siber di daerah bahkan nasional.
BACA JUGA:
- Kota Kediri Ajak Sineas Muda Sosialisasikan Smart City Melalui Film
- Kota Kediri Turut Terlibat dalam Gerakan Menuju 100 Smart City 2019
- BPK Jatim Serahkan LHP SPBE Kepada Pemkab Banyuwangi
Banyuwangi sendiri, terus berupaya menjaring dan mengasah kemampuan anak muda daerah yang memiliki ketertarikan dan kemampuan di bidang tersebut. Salah satunya, dengan menggelar Hacking Day Competition. Ajang ini dimaksudkan sebagai wadah bagi mereka yang memiliki potensi di bidang cybersecurity.
“Ini jadi arena latihan teknik tentang cybersecurity. Anak-anak yang tertarik di bidang ini bisa berlatih dan mengasah skill-nya di sini. Tim telah menyiapkan sejumlah permasalahan untuk mereka selesaikan dengan teknik-teknik hacking (peretasan),” kata Budi.
Kompetisi yang mengusung Capture The Flag (CTF) dengan tipe Jeopardy tersebut dibuka untuk pelajar SMA sederajat. Peserta tergabung dalam sebuah tim yang anggotanya maksimal 3 orang.
“Ini bagian dari upaya kami menumbuhkan bakat anak muda daerah di bidang siber yang nantinya akan kita bina dan kerja sama untuk menegakkan keamanan siber di Banyuwangi,’ kata Budi.
Kompetisi digelar dua tahap. Yakni babak penyisihan yang digelar hari ini, Minggu (20 Desember 2020). Dilanjutkan babak final yang akan dilaksanakan besok, Senin (21 Desember 2020). Penyisihan dilakukan secara daring dengan jumlah peserta 16 tim.
“Hari ini adalah finalnya yang diikuti 8 tim terpilih. Final digelar offline di Co-working Space Banyuwangi,” kata dia.
BACA JUGA:
- Beri Beasiswa Warga Kota Kediri, Pemkot Apresiasi UDINUS
- Kabupaten Kediri Miliki Alat Penerima Peringatan Gempa Bumi dan Tsunami
- Dukung Kebijakan Bekerja dan Belajar dari Rumah, Biznet Tingkatkan Bandwidth Pelanggan
Dalam babak penyisihan ini, setiap tim diwajibkan menyelesaikan 20 soal yang telah disiapkan melalui link. Dua puluh soal tersebut dikelompokkan dalam 5 kategori, yakni reversing, pwning, web, forensik digital, dan Cryptography.
“Mereka akan melakukan crack pada program, men-take over suatu service yang berjalan, mengexploitasi web, hingga melakukan forensik digital. Termasuk mendokumentasikan cara mereka menyelesaikan setiap soal dalam bentuk tertulis. Sehingga kita betul-betul tahu teknik mereka,” kata Budi.
“Selain itu, mereka juga akan melakukan attack dan defense dalam waktu 4-6 jam,” pungkasnya. (*)