Tulungagung (Jatimsmart.id) – Sejumlah jasa travel dan umrah di Kabupaten Tulungagung, mulai mempersiapkan diri pasca dibukanya kembali ibadah umrah oleh Pemerintah Kerajaaan Arab Saudi. Mereka mulai menyiapkan paket ibadah umrah untuk keberangkatan bulan ini. Namun, untuk harga pihaknya memastikan akan lebih mahal, imbas dari penerapan protokol kesehatan yang ketat. Bahkan, perbandingan harga paket mencapai Rp 10 juta.
Manajer pemasaran Menara Kamilah Travel dan Umroh Tulungagung, Dzulhaq Reza Syahruniam menjelaskan perbedaan harga ini disebabkan beberapa hal. Diantaranya kapasitas kamar tidur hotel dan bus yang dibatasi maksimal 50 %. Selain itu saat ini hanya hotel bintang 5 saja yang diperbolehkan beroperasi oleh kerajaan Arab Saudi. Hal ini membuat biaya akomodasi jemaah membengkak.
BACA JUGA:
- Larangan Umroh Tak Pengaruhi Jumlah Pemohon Rekomendasi di Kediri
- Kemenag Kediri Harap CJH Tak Menarik Uang Pelunasan Haji Jika Tidak Benar-benar Perlu
- Tiga Kloter Jemaah Haji Kediri Pulang, Tiga Jemaah Wafat di Tanah Suci
“Biasanya satu kamar bisa digunakan untuk 4 jemaah kini hanya dua saja, untuk hotel biasanya kita menggunakan bintang 3 dan 4 sekarang hanya bintang 5 saja yang boleh beroperasi.” ujarnya, Rabu (4/11/).
Pelaksanaan ibadah umrah new normal ini juga tidak bisa maksimal. Setelah tiba di Arab Saudi, jemaah diwajibkan untuk menjalani karantina mandiri di hotel selama tiga hari. Jika jemaah mengambil paket 10 hari, mereka hanya mempunyai waktu lima hari untuk bisa beribadah. Sisanya habis untuk perjalanan dan karantina mandiri di hotel.
“Jadi nanti 1 hari di Madinah dan empat hari di Makkah, jemaah juga hanya bisa melaksanakan ibadah umrah satu kali saja,” jelasnya.
BACA JUGA:
- Batik Air Buka Rute Surabaya-Madinah, Emil Yakini ‘Jatim Berkah’ Semakin Terwujud
- Ratusan JCH Kota Blitar Siap Berangkat Ke Tanah Suci 15 Juli
- 10 Inovasi Baru, Tingkatkan Pelayanan Haji 2020
Selain itu terdapat beberapa regulasi lain yang sedikit memberatkan jemaah. Yaitu pembatasan usia jemaah mulai 18-50 tahun saja. Pemberangkatan jemaah untuk sementara hanya bisa dilakukan melalui Jakarta. Mereka diharuskan menginap untuk keperluan tes swab. Hingga saat ini sejumlah jemaah sudah melakukan konsultasi. Namun mereka keberatan terutama masalah biaya dan pembatasan usia.
“Biaya perjalanan ke Jakarta menjadi tanggungan sendiri bagi tiap jemaah, pembatasan usia juga sedikit memberatkan mereka,” pungkasnya. (pam/ydk)