Blitar (Jatimsmart.id) – Sejumlah massa melurug kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Blitar. Pendukung pasangan calon independen yang tidak lolos syarat administrasi ini datang untuk mengawal berlangsungnya sidang gugatan yang ditujukan kepada KPU Kota Blitar.
Massa menamakan kelompoknya Forum Peduli Independen Kota Blitar. Mereka mulai berkumpul di depan kantor Bawaslu di Jalan Tanjung, pada Minggu (6/9) sekitar pukul 12.00 WIB. Sambil membawa beberapa poster, mereka menuntut KPU meloloskan paslon Lismingsih-Teteng yang dinyatakan tidak lolos syarat administratif dukungan.
Di antara poster itu bertuliskan ‘KPU Blitar Mandul, Siapa Dalang di Belakang KPU Blitar dan Save Independent’. Korlap aksi, Sudarmanto mengatakan mereka menggelar aksi dengan membawa enam tuntutan. Diantaranya, ada sebanyak 189 pendukung yang tidak masuk DPT. Juga ada 897 nama dalam proses verfak yang dinyatakan tidak memenuhi syarat (TMS). Lalu ketidakcocokan pendataan yang dilakukan PPS sehingga ada kerugian dukungan sebanyak 255 orang. Serta ditemukan sebanyak 3.508 dukungan ganda yang belum jelas verifikasinya.
“Kami tanya gak dijawab. Ini tanda-tanda KPU tidak netral. Padahal tinggal ikuti aturan saja lho ndak bakal ada demo-demo,” kata Sudarmanto di depan wartawan, Minggu (6/9)).
Ketua Bawaslu Kota Blitar Bambang Arintoko mengatakan pihaknya memang telah menerima gugatan dari Lisminingsih-Teteng pada 1 September lalu. Ada lima klausul yang masuk materi gugatan, yang intinya mereka tidak bisa menerima putusan KPU Kota Blitar yang menyatakan pasangan independen ini gagal maju mendaftar Pilwali Kota Blitar.
“Kami telah lakukan sidang sebanyak dua kali. Dan ini ketiga, kami lakukan sidang musyarawah terbuka karena belum juga mencapai kata mufakat,” pungkasnya.
Syarat administratif bagi paslon dari jalur independen harus mengumpulkan dukungan sebanyak 11.355 orang. Bapaslon Lisminingsih-Teteng Rukmocondrono hanya berhasil mengumpulkan dokumen dukungan memenuhi syarat (MS) verifikasi faktual (verfak) II sebanyak 4.594. Sedangkan hasil verfak 1 sebanyak 5.469. Sehingga total dukungan hanya 10.018.
Waktu itu, mereka berdalih COVID-19 menjadi biang kerok gagalnya maju dalam Pilwali Kota Blitar. Karena relawan kesulitan menemui pendukung yang takut tertular ketika didatangi di rumahnya masing-masing. (tok/jek)