Kediri (Jatimsmart.id) – Kuliner Ayam Lodo, Ninik Suwarni di Desa Pandantoyo, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri bisa menjadi pilihan usai menikmati kesejukan dan panorama cantik Gunung Kelud. Ninik, memadukan Lodo Ayam Kampungnya dengan sayur urap dan trancam. Rasa pedasnya pun mampu menggugah selera.
Masakan khas perempuan berusia 35 tahun ini ternyata banyak digandrungi oleh masyarakat Kediri, umumnya mereka yang usai berkunjung ke kawasan Gunung Kelud. Baik dari Surabaya, Malang atau pun daerah lain. Untuk yang tidak menyukai cita rasa pedas, tenang!
“Kita buat dua rasa. Kan nggak semua orang suka pedas. Tapi yang menjadi ciri khas masakan Lodo disini, ya yang terkenal pedasnya, ” Kata Ninik.
baca juga : Pedas Mantap Kuliner Legendaris Ayam Panggang Bangi
Ninik Suwarni, menjalankan usahanya tersebut, baru enam tahun. Namun, Lodo bukan menu utamanya dulu. Ninik mengawali jualannya dengan nasi Pecel. Sepi pelanggan, ibu satu anak ini kemudian banting stir berjualan masakan Lodo.
Masakan Lodo itu ia beri nama Ayam Lodo Bapake. Harga satu porsi dijual Rp 13.000 dengan menu satu ayam potong Lodo, Urap-urap plus trancam.
baca juga : Menikmati Kelezatan Oseng-oseng Jambu Mete yang Kaya Manfaat
Jatimsmart.id langsung merasakan masakan khas Lereng Kelud ini. Potongan rasa daging ayamnya gurih. Bumbu pedasnya meresap. Penggunaan cara pemasakan yang tradisional menggunakan tungku arang membuat Lodo Bapake terasa lebih lezat. Sayur urap bisa saja menjadi pelengkap. Bagi yang tidak menyukai sayur, bisa request langsung.
Tak ada bumbu rahasia. Menurut Nanik, hanya bumbu dapur biasa. “Hanya Bawang Putih, Bawang Merah, Godong Jeruk, Kemiri dan Laos. Biasa saja bumbunya,” imbuhnya.
Dalam sehari, Ninik mampu menghabiskan 12 ekor ayam kampung di hari biasa. “Kalau akhir pekan, hari libur ya sampai 20 ekor,” pungkasnya. (ydk)