Kediri (Jatimsmart.id) – Bupati Hanindhito Himawan Pramana membuka pelatihan berbasis kompetensi yang diikuti 397 peserta di Balai Latihan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Kediri, Desa Bogo, Kecamatan Plemahan.
Mas Dhito, sapaan akrab bupati muda ini menyebut, menjadi kebutuhan masyarakat saat ini salah satunya terkait lapangan pekerjaan. Untuk itu, pasca pelatihan pihaknya meminta Disnaker untuk melakukan monitoring secara berkala.
“Hari ini kita memberikan pelatihan dan akan kita monitoring juga setelah pelatihan kita cek secara berkala masih kepakai tidak ilmunya,” kata Mas Dhito.
Kepada para peserta pelatihan, Mas Dhito berpesan supaya ilmu yang diperoleh selama pelatihan benar-benar dapat diterapkan. Bahkan, jika diperlukan pihaknya siap memberikan bantuan peralatan.
Untuk itu, bentuk pelatihan yang diberikan pun disesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja. Adapun, jenis pelatihan yang diberikan meliputi barista, tata boga, make up artist, pijat tradisional, konten kreator, barbershop, tata busana, teknisi kendaraan, teknisi AC dan teknik las.
“Saya tidak mau setelah latihan selesai, itu saya tidak mau. Selesai latihan harus ada hasilnya,” ungkapnya.
Kepala Disnaker Kabupaten Kediri Ibnu Imad menambahkan, dengan berbagai jenis kegiatan pelatihan itu, diharapkan dapat meningkatkan sumber daya manusia (SDM) pekerja yang unggul dan mampu bersaing dalam dunia kerja.
Untuk itu, setelah pelatihan dilakukan, bagi peserta yang memerlukan sertifikasi akan diberikan ujian kompetensi dari lembaga sertifikasi profesi.
Para peserta pelatihan, lanjut Ibnu, berasal dari berbagai latar belakang, bahkan beberapa sebelumnya telah memiliki usaha. Diantara peserta yang mengikuti pelatihan termasuk dari kalangan disabilitas.
“Kemarin bersurat untuk menambah kompetensi pijat tradisional dan hari ini kita bisa akomodir 20 orang,” urainya.
Untuk mengawal peserta yang telah melakukan pelatihan, Disnaker nantinya akan bersinergi dengan dinas lain. Semisal untuk peserta pelatihan tata boga, nantinya akan bersinergi dengan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro (Kopusmik).
“Untuk tata boga semisal dia sudah bisa berproduksi tentunya kita tidak masuk ke sana, karena sudah menjadi embrio UMKM, tentu kita akan bersinergi dengan OPD lain,” pungkasnya. (adv/kominfo/jek)