Tulungagung (Jatimsmart.id) – Seorang ibu di Tulungagung rela menemani anaknya yang masih berusia 7 tahun yang kini sedang menjalani masa karantina di Rusunawa IAIN Tulungagung. Paham akan resiko yang tinggi, perempuan berinisial SR (40) warga Kecamatan Kedungwaru ini rela menemani putri bungsunya yang dinyatakan positif COVID-19. Meski ia sendiri dinyatakan non reaktif berdasarkan hasil tes cepat.
Saat ditemui di lokasi karantina, SR mengaku putrinya diduga tertular dari kakaknya yang bekerja di sebuah pabrik rokok. Dari hasil pemeriksaan rapid test, kakaknya dinyatakan reaktif dan langsung dikarantina. Pihak keluarga juga melakukan karantina mandiri di rumahnya.
“Dari hasil swab malah yang dinyatakan positif adiknya, akhirnya tim medis menjemput dan membawanya ke tempat karantina ini,” ujarnya, Kamis (18/6). Sang kakak justru dinyatakan negatif COVID-19.
Pasien anak ini sudah mejalani karantina sejak Senin (15/6) lalu. Selama dikarantina, mereka berdua diberlakukan layaknya pasien positif lainnya. SR sendiri sebenarnya mengaku khawatir bisa tertular. Namun, SR lebih mengkhawatirkan kondisi anaknya yang harus menjalani karantina sendirian.
“Perasaan khawatir ada juga, tapi bagaimana lagi daripada saya dirumah, saya juga khawatir anak saya ini bagaimana,” tuturnya.
Ibu rumah tangga ini menjelaskan secara psikologis kondisi anaknya cukup baik. Bahkan saat dinyatakan terkonfirmasi positif corona, tak ada rasa takut dari bocah yang baru diterima SD ini. Ia justru memahami jika harus menjalani masa karantina.
Untuk mengurangi kejenuhannya, SR memberikan gawainya sebagai sarana hiburan anak. Selain itu sebuah sepeda kecil juga dibawa ke lokasi karantina untuk menemani aktivitasnya sehari-hari. Setiap pagi dan sore anaknya berkeliling di sekitar Rusunawa.
“Sebenarnya hobinya mewarna dan menggambar namun peralatannya dirumah semua tidak sempat dibawa,” imbuhnya.
Sementara itu, Koordinator Tim Layanan Dukungan Psikososial Tagana Tulungagung, Imam Syafii mengatakan, saat ini terdapat empat anak dibawah umur yang dinyatakan postif COVID-19 dan menjalani karantina di Rusunawa IAIN. Dari keempat anak ini, tiga diantaranya ditemani dengan orang tua yang juga dinyatakan positif. Sedangkan SR datang ke Rusunawa atas inisiatifnya sendiri dan memohon untuk diizinkan menemani anaknya menjalani karantina.
“Ibunya sudah diberi penjelasan risikonya tapi tetap ingin dikarantina bareng anaknya” jelasnya.
Untuk meminimalkan potensi kejenuhan yang dialami oleh pasien anak ini, pihaknya secara personal melakukan pendekatan dengan mengenal karakter bocah tersebut dan mengajaknya berinteraksi. Pihaknya juga yang mengusulkan kepada keluarga pasien agar mengirimkan sepeda kesayangannya tersebut ke lokasi karantina. Sehingga bisa menghilangkan kebosanan yang mungkin saja dialaminya saat menjalani karantina. (pam/jek)