Surabaya (Jatimsmart.id) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memastikan detailplan teknis pembelajaran tatap muka 2021 yang kini sedang dimatangkan oleh Pemprov Jatim.
Pasalnya, Khofifah ingin memastikan jika sekolah kembali dibuka secara menyeluruh harus ada penyiapan teknis. Tentunya hal tersebut juga dapat menjamin keamanan bagi para siswa dan guru. Ia ingin pembelajaran di sekolah di tengah pandemi tetap aman bagi siswa dan guru, serta kegiatan belajar mengajar bisa dimaksimalkan.
Penyiapan ini selaras dengan pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI. Menyebutkan bahwa pembelajaran tatap muka sudah mulai diizinkan mulai Januari 2021 mendatang.
BACA JUGA:
- Sekolah di Tulungagung Ini Gunakan E-Voting dalam Pemilihan ketua OSIS
- Disdikpora Tulungagung Akui Perintahkan Sejumlah Sekolah Terima Siswa Baru, Ini Alasannya
- Lestarikan Warisan Leluhur, Sekolah di Tulungagung Jadikan Membatik sebagai Kurikulum
“Kita berharap persiapan untuk bisa melakukan proses belajar yang lebih masif, sedang kita maksimalkan. Mendikbud memberikan gambaran awal 2021 belajar tatap muka akan sudah dimulai, maka sekarang kita sudah mulai siap-siap semuanya. Seperti luasan ruang belajar, tempat cuci tangan yang cukup sesuai kapasitas, lamanya proses belajar di sekolah, teknis pengawalan protokol kesehatan di semua lini dan sebagainya harus dipastikan siap mengingat kemampuan masing- masing sekolah tidak sama,” kata Gubernur Khofifah, dalam wawancara media usai menghadiri Peringatan Hari Guru di Islamic Center, Senin (23/11).
Langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan sekolah. Sekolah yang akan digunakan siswa untuk belajar tatap muka harus seluruhnya disemprot desinfektan. Jarak bangku di kelas. Semua komunitas di sekolah wajib Bermasker dan standart protkes lainnya harus dipatuhi.
Kemudian kondisi kelas juga diatur agar tempat duduk siswa menerapkan physical distancing dengan jarak minimal 1 meter. Bahkan, jika memungkinkan bagi sekolah yang memiliki aula, bisa digunakan nantinya sebagai ruang kelas sementara.
Meski begitu, Khofifah menegaskan, jika Januari 2021 nanti sekolah kembali dibuka untuk pembelajaran tatap muka, maka tidak berarti seluruh siswa masuk kelas di saat yang sama. Regulasinya akan kita detailkan dengan musyawarah yang melibatkan MKKS dan perwakilan kepala sekolah serta wali murid.
Sistem teknis sebelum belajar tatap muka di sekolah dimulai itu kini sedang dimatangkan. Sehingga orang tua juga tidak perlu khawatir karena dalam kelas tidak otomatis langsung dibuat penuh siswa.
Lebih lanjut Gubernur Khofifah menegaskan, bahwa selama masa pandemi covid-19 yang signifikan terdampak adalah kegiatan belajar mengajar.
Ia mengapresiasi bahwa justru di tengah pandemi, banyak prestasi yang diraih Jawa Timur. Sebut saja prestasi yang membanggakan yang baru saja diraih Jatim adalah Juara Umum Kompetisi Sains Nasional.
Hal tersebut tak lepas dari peran guru yang terus membimbing siswa Jatim untuk terus berprestasi di berbagai level.
BACA JUGA:
- Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri Gelar Lomba Inobel Bagi Guru SMP
- Peduli Guru Pesantren, Bupati Bondowoso Raih Penghargaan dari Kemenag
- Walikota Kediri Beri Penghargaan Pelajar Berprestasi di Peringatan Hari Pendidikan Nasional
Perolehan 70 medali yang terdiri dari 19 medali emas, 24 perak, dan 27 perunggu, telah mewujudkan mimpi dunia pendidikan Jawa Timur untuk menjadi juara umum KSN setelah menunggu 18 tahun sejak aktif mengikuti kompetisi tersebut mulai tahun 2002.
Tentu saja prestasi sebagai juara umum KSN 2020 ini bukanlah satu- satunya prestasi yang diukir oleh siswa siswi Jatim, masih ada ratusan prestasi berskala nasional dan internasional yang telah diraih selama tahun 2020 ini.
Selain harus berjibaku dengan berbagai dampak dari Pandemi Covid-19 ini, pendidikan di Jawa Timur juga dihadapkan pada permasalahan pendidikan yang harus terus dicarikan upaya solutifnya. (*)