Trenggalek (Jatimsmart.id) – Bersama Kolaborasi Masyarakat dan Pelayanan untuk Kesejahteraan (KOMPAK) Kemitraan Pemerintah Indonesia-Australia, Pemerintah Kabupaten Trenggalek melakukan finalisasi dan uji coba modul Program ‘Sepeda Keren’ yang sedang digagas.
Ketua TP PKK Kabupaten Trenggalek, Novita Hardini Mochamad dan beberapa stake holder terkait, ikut terlibat aktif dalam finalisasi pembahasan modul ‘Sepeda Keren’ ini.
‘Sepeda Keren’ sendiri menurut Novita merupakan kependekan dari Sekolah Perempuan, Disabilitas, Anak dan Kelompok Rentan lainnya.
Dengan demikian, program ‘Sepeda Keren’ ini dapat menjadi sebuah kendaraan atau alat untuk menggerakkan masyarakat menuju tujuan, harapan dan cita-cita bersama, yakni sebuah kondisi di mana perempuan, disabilitas, anak dan kelompok rentan lainnya yang selama ini masih belum terakomodasi di dalam pembangunan.
Artinya akses, partisipasi, manfaat dan kontrol kelompok rentan di dalam pembangunan masih belum optimal. Sehingga program dan kegiatan maupun anggaran pembangunan belum sepenuhnya menjawab atau memberikan solusi atas masalah dan kebutuhan riil kelompok rentan.
Dengan ini diharapkan ada usaha sadar yang dilakukan secara terencana, terstruktur dan sistematis. Dalam mewujudkan keberdayaan dan kemandirian perempuan, disabilitas, anak dan kelompok rentan lainnya melalui pendekatan partisipatif sehingga mampu mengakses, berpartisipasi penuh dan aktif, menerima dan mengelola manfaat serta dapat mengisi posisi kontrol dalam pembangunan.
Pembahasan finalisasi modul ‘Sepeda Keren’ digelar di salah satu hotel di Malang. Terdapat beberapa perdebatan antar para perumus dalam pembahasan modul itu. Namun, semangatnya tetap, agar perempuan dan kelompok rentan lainnya dapat terakomodir.
“Tujuan utama dari ‘Sepeda Keren’ ini sendiri untuk mendorong terwujudnya tata kelola pemerintahan desa yang inklusif. Menyiapkan agen-agen perubahan dari kelompok rentan yang dapat mendorong terwujudnya pembangunan yang inklusif. Mendorong partisipasi aktif kelompok rentan dalam setiap proses pembangunan. Serta mendorong pengelolaan sumberdaya agar lebih berpihak kepada kelompok rentan,” terangnya. Dengan begitu wanita dan kelompok rentan lainnya lebih berdaya sehingga juga dapat berpartisipasi dalam perekonomian.
Dalam kesempatan yang berbeda, Lilis Suryani Manager Pemberdayaan Masyarakat dan Akuntabilitas Sosial KOMPAK mengatakan bahwasannya, pihaknya sudah berproses kurang lebih 3 bulan untuk menyiapkan modul ‘Sepeda Keren’ ini dan difinalisasi dalam pembahasan bersama di Hotel Haris tersebut.
“Satu persatu modul tersebut kita sempurnakan, karena modul ini cukup kompleks yang didalamnya terdapat modul dasar dan tematik,” ujarnya.
Modul dasar ‘Sepeda Keren’ ini misalnya mengenai tata kelola pemerintahan, apa itu sepeda keren, apa itu kepemimpinan perempuan, advokasi, komunikasi, monitoring dan evaluasi. Sedangkan modul tematik ini misalnya tentang pendekatan terhadap kelompok-kelompok rentan, anak, disabilitas, buruh migran dan perempuan itu sendiri.
Harapannya modul-modul ini kedepan bisa disempurnakan dan di implementasikan oleh para mentor yang sudah direkrut oleh Pemerintah Kabupaten Trenggalek.
“Semoga akhir Oktober atau awal November kita sudah bisa mentransfer ilmu kepada para trainer atau memberikan pelatihan kepada pelatih (mentor-mentor yang sudah terpilih). Sehingga setelah kita launching programnya, mentor bisa melatih masyarakat di beberapa desa,” pungkasnya. (pam/ydk)