Jakarta (Jatimsmart.id) – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut, bahwa saat ini Indonesia tengah dilanda cuaca panas. Fenomena ini terjadi karena posisi matahari di wilayah Indonesia khususnya Jawa berada pada titik kulminasi maksimum.
Kondisi ini yang memicu anomali suhu di wilayah perairan Indonesia sehingga menyulitkan terbentuknya awan hujan di Jawa dan Sumatera. Titik kulminasi sendiri merupakan fenomena alam ketika matahari tepat berada di garis khatulistiwa. Dengan posisi matahari tepat berada di atas kepala.
“Wilayah Sumatera Selatan, seluruh Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku dan Papua Barat memang masih belum banyak hujan. Kondisi cuaca saat ini, umunya cerah tanpa awan. Ini yang menyebabkan kenapa panas ,” kata Kepala Bidang Prediksi dan Peningkatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin, di gedung Adhyatma Kementerian Kesehatan RI, Jalan H. R Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan. Jumat (25/10).
Berdasarkan catatan dari BMKG, suhu terpanas sempat terjadi di Kota Semarang mencapai 39 derajat celsius.
“Yang terpantau, kami catat itu di wilayah Semarang bisa mencapai 39 derajat. Belum sampai 40 derajat. Namun, 2 hari terakhir ini berkisar antara 37-38 derajat,” tutur Miming. Miming juga mengklarifikasi pesan berantai yang beredar di grup-grup whatsapp mengenai peringatan cuaca panas ekstrem yang akan terjadi 3 hari kedepan adalah tidak benar.
Lebih lanjut, Miming mengatakan prakira awal musim hujan di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan sekitarnya akan terjadi pada akhir bulan November sampai awal Desember. Sementara di Jawa Timur, prediksi BMKG Juanda beberapa hari lalu, hujan akan turun pada awal November mendatang. Seiring meredanya fenomena suhu panas ini, pada akhir Oktober 2019.
Sementara itu, Direktur Kesehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan, dr. Imran Agus Nurali memaparkan dampak perubahan iklim terhadap kesehatan. Diantaranya berakibat penyakit mental, kekurangan gizi, penyakit pernapasan, alergi, kardiovaskular, penyakit menular, keracunan, dan heat stroke.
BMKG bersama Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat yang terdampak suhu udara panas untuk meningkatkan kewaspadaannya. Diantaranya minum air putih yang cukup agar terhindar dari dehidrasi. Mengenakan pakaian yang melindungi kulit dari sinar matahari jika beraktivitas di luar ruangan. Atau menggunakan sun screen atau sunblock agar kulit terlindungi saat terpapar sinar matahari langsung. (ydk)