Kediri – Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI, Prof. H. Mohamad Nasir, Ph.D., Ak. mendorong pendirian Politeknik Penanggulangan Bencana tahun 2019 ini. Lebih lanjut, pihaknya akan segera melakukan komunikasi dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Doni Munardo terkait pendirian itu. Pernyataan tersebut ia sampaikan saat menggadiri kuliah umum di Politeknik Kediri. Kamis (10/01/2019).
“Kami sudah bicarakan dengan pak Williem Rampangilei, Kepala BNPB lama. Kemudian akan kita tindak lanjuti dengan bicara dengan Kepala BNPB baru Letjen Doni Munardo,” kata Nasir.
Menurutnya pendidikan Politeknik Penanggulangan Bencana sangat penting. Pasalnya, letak geografis Indonesia masuk dalam Ring Fire atau daerah cincin api. Maka, masyarakat harus mendapatkan edukasi tentang kebencanaan.
“Masyarakat harus diberi pembelajaran yang baik. Bencana tentu tak bisa dihindari namun bagaimana menanggulangi dan mengatasi bencana, dan harus dikenalkan. Seperti Jepang, sebagai Negara Bencana bisa menanggulangi dengan baik,” kata alumnus SMAN 1 Kota Kediri ini.
Masih kata Moh. Nasir, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (Kemenpan RB) bekerjasama dengan BNPB agar politeknik tersebut bisa segera diwujudkan.
Untuk diketahui, belajar dari berbagai bencana yang terjadi selama 2018, BNPB akan berupaya mengurangi risiko bencana. Hal ini dinyatakan dalam upaya melakukan mitigasi struktural dan non-struktural.
Untuk upaya pendirian politeknik tersebut, BNPB merupakan bagian dari mitigasi non-struktural bersama dengan upaya pembangunan infrastruktur, forestasi, membenahi atau menormalisasi sungai, dan lain-lain.
Bentuk sekolah tinggi tersebut nantinya berupa boarding school. Nantinya sekolah akan bertempat di Pusdiklat BNPB di Sentul, Bogor. Sekolah akan memulai tahun ajarannya untuk periode 2019-2020.
Pendidikan politeknik tersebut akan melengkapi kapasitas sumber daya manusia yang ada di BNPB dan BPBD dalam menghadapi potensi bencana di Indonesia.
Nantinya pendidikan tersebut akan dibuat dalam bentuk pendidikan formal dan akan memberikan ijazah D4 kepada lulusannya. Lulusan politeknik penanggulangan bencana diharapkan bisa menjadi tenaga handal dalam upaya mitigasi atau pengurangan risiko bencana. (ydk/sam)