Kediri (Jatimsmart.id) – Selain ragam kulinernya, Kota Kediri memiliki cerita sejarah yang cukup panjang, dan menarik untuk dijelajahi bersama keluarga. Cerita ini tergambar, dalam sejumlah peninggalan bersejarah yang hingga kini masih terawat cukup baik. Berikut diantaranya, wisata sejarah di Kota Kediri yang kaya ilmu pengetahuan dengan biaya yang sangat murah :
1. Goa Selomangleng
Goa Selomangleng merupakan pertapaan Dewi Kilisuci. Dewi Kilisuci, putri dari Mahkota Raja Erlangga yang menolak tahta kerajaan yang diwariskan kepadanya dan lebih menjauhkan diri dari kehidupan dunia dengan bertapa di Goa berbahan batu Andesit itu.
Keunikan dan sejarah panjang Goa yang berlokasi di Kelurahan Pojok, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri ini tentu menarik untuk dikunjungi, di mengisi libur akhir tahun 2019 ini.
Sebelum memasuki goa yang cukup gelap dengan aroma dupa yang menyengat, ragam relief menarik menyambut di sepanjang dinding Goa. Meski terkesan mistis, namun goa ini cukup eksotik dengan ukiran-ukiran yang menghiasi dinding di tiga ruangannya. Sementara di pelataran Goa, sejumlah bebatuan berserakan, bukti pernah disentuh peradapan manusia.
Di pelataran Goa, Pemerintah Kota Kediri setiap tahunnya menggelar pertunjukkan kebudayaan yang atraktif. Melalui Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, pihaknya kerap menggandeng sejumlah seniman, baik lokal hingga mancanegara untuk berkolaborasi.
2. Museum Airlangga
Tak jauh dari akses menuju Goa, dalam satu kawasan, terdapat wisata sejarah lain yakni Museum Airlangga yang menyimpan banyak benda bersejarah dari berbagai peradaban. Diantaranya ukiran dalam sebuah batu andesit atau biasa disebut prasasti. Sejarah panjang Kota Kediri akan terungkap disini.
Selain itu banyak pula Arca, batu bata kuno, fragmen relief dan koleksi lainnya. Menarik sebagai edukasi pentingnya mengenali sejarah ditengah derasnya arus modernisasi.
3. Candi Klotok
Candi Klotok berada di ketinggian 200 Mdpl, area Hutan KPH Kediri yang masuk dalam wilayah Kelurahan Pojok Kecamatan Mojoroto Kota Kediri. Ada dua bangunan candi yang rampung diekskavasi oleh BPCB Trowulan Mojokerto, Jawa Timur pertengahan 2019 lalu.
Di candi yang diduga digunakan sebagai tempat ritual pemujaan pada era Kerajaan Kadiri itu, BPCB menemukan sebuah pecahan piring berbahan keramik yang diperkirakan pada masa kerajaan China era Dinasti Song Utara abad ke XI.
BACA JUGA :
- Ayam Lodo Bapake Khas Lereng Kelud, Kuliner Pedas Menggugah Selera
- Soto Ayam Bok Ijo, Kuliner Nikmat yang Melegenda
Temuan benda purbakala ini, semakin memperkuat dugaan bahwa bahwa Pemerintahan Kerajaan Kadiri pernah menjalin hubungan dagang dengan Kerajaan China.
Untuk menuju kawasan Candi berbahan batu bata merah ini, pengunjung harus melalui jalur setapak terjal bebatuan. Tak begitu sulit. Namun, pengunjung akan disuguhkan indahnya Kota Kediri dari ketinggian. Serta hamparan hijau dan pegunungannya. Gratis!
4. Makam Mbah Boncolono (Robin Hood dari Tanah Jawa)
Mbah Boncolono; salah satu tokoh legenda di Kota Kediri. Berdasarkan cerita yang berkembang dan diyakini masyarakat, Mbah Boncolono selalu mendermakan hartanya yang didapat dari kolonial Belanda untuk diberikan kepada rakyat miskin. Karena itu masyarakat menyebutnya Maling Gentiri. Versi lain, Mbah Boncolono disebut sebagai Robin Hood dari Tanah Jawa.
Tidak ada yang memberikan keterangan pasti, pada tahun berapa Mbah Boncolono tewas di tangan Belanda. Dalam cerita rakyat, Mbah Boncolono tewas terbunuh dengan kepala terpenggal. Selanjutnya, tubuh dan kepalanya dimakamkan secara terpisah. Sebab, jika tidak, ia dipercaya akan hidup kembali karena kesaktiannya.
Disini, di area perbukitan Maskumambang, Kelurahan Pojok, Kecamatan Mojoroto adalah bagian tubuhnya, sementara bagian kepalanya dimakamkan di lingkungan Ringin Sirah, belakang Kediri Mall.
BACA JUGA :
- Sarapan Soto Bok Ireng Blitar; Satu Mangkuk, Dijamin Nambah Lagi!
- Pedas Mantap Kuliner Legendaris Ayam Panggang Bangi
Selain Mbah Boncolono, di Astana Boncolono ini ada dua makam lain, adalah jasad Tumenggung Mojoroto dan Poncolono.
Tak mudah sampai di pemakaman ini. Meski bukan lagi tanah terjal bebatuan, namun setidaknya tetap butuh perjuangan untuk menaiki 470an anak tangga sebagai jalur satu-satunya. Cukup tegak menanjak dan berkelok.
Suasananya sejuk khas perbukitan, aroma harum semerbak di area makam. Gratis! (ydk/jek)