Surabaya (Jatimsmart.id) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta agar Palang Merah Remaja (PMR) di Jawa Timur terus didorong dan dimaksimalkan perannya. Terutama, dalam memberikan penguatan bagi Palang Merah Indonesia (PMI) di berbagai kegiatan kemanusiaan dan kepedulian.
PMR ini sendiri merupakan wadah pembinaan dan pengembangan anggota remaja PMI. Sebagian besar terdapat di sekolah-sekolah. PMR merupakan salah satu kekuatan PMI dalam melaksanakan kegiatan kemanusiaan, siaga bencana dan lain sebagainya.
”Kami ingin menjadi bagian yang terus memberi penguatan PMI terutama pengembangan PMR. Kami di Disbudpar Jatim punya Raka Raki, saya rasa mereka dengan sukacita dan senang bila dilibatkan dan diberi kesempatan menjadi bagian yang diberikan mandat dan amanat membawa misi kemanusiaan menjadi duta PMR,” kata Khofifah saat menghadiri acara Musyawarah Provinsi (Musprov) PMI Jawa Timur Tahun 2020 di Gedung BK3S Jatim, Jalan Tenggilis Mejoyo Surabaya, Selasa (17/11).
Menurutnya, keterlibatan para duta kemanusiaan melalui PMR ini menjadi penting karena misi kemanusiaan dan PMI adalah borderless. Artinya, pertolongan kemanusiaan tidak memandang agama, suku, pekerjaan, maupun strata sosial apapun. Tidak hanya itu, melalui PMR, semangat nasionalisme, toleransi dan moderasi para remaja bisa terus ditingkatkan.
Khofifah mengatakan, orang-orang yang mengabdikan dirinya melalui PMI ini adalah orang-orang luar biasa. Krena memberikan sodaqoh energi, pikiran dan amal jariyah. Ini akan menjadi referensi kemanusiaan yang besar maknanya.
Selain memberikan penguatan bagi PMR, dalam pelaksanaan Musprov ini, Khofifah memberikan usulan program PMI terkait peta kebencanaan di Jatim. Adanya peta ini bukan untuk menakut-nakuti. Tapi justru penyampaian informasi ini menjadi bagian dari diseminasi informasi yang harus bisa mengikuti derajat kesepahaman masyarakat.
Menurutnya, selama lima tahun kepengurusan periode 2015-2020, telah banyak yang dilakukan PMI Jatim baik dalam penanganan bencana dan layanan kebutuhan darah. Khusus dalam penanganan bencana, SOP bagi PMI kab/kota tempat bencana, paling lambat enam jam setelah terjadi bencana sudah sampai lokasi.
Sedangkan dalam penanganan Covid-19, PMI Jatim juga telah melakukan penyemprotan desinfektan, membagi masker, suplemen, sembako, serta memfasilitasi angkutan jenazah dengan enam ambulance milik PMI. (*)