Kediri (Jatimsmart.id) – Bangunan bekas pertirtaan kuno ditemukan di kaki Gunung Klotok, Kota Kediri. Temuan ini diperkirakan memiliki korelasi secara religi dengan temuan tiga candi sebelumnya, yang berada di atas Bukit Badung.
Tim Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Jawa Timur hari ini kembali melanjutkan ekskavasi terhadap temuan bangunan petirtaan kuno di kaki Gunung Klotok, Kelurahan Mojoroto, Kota Kediri, Rabu (25/11).
Ekskavasi ini merupakan program lanjutan dari zonasi yang dilakukan BPCB pada tahun 2017 silam, yang difasilitasi Pemerintah Kota Kediri.
BACA JUGA:
- Menjelajahi Wisata Sejarah Edukatif di Kota Kediri
- Sejarah hingga Keindahan Alamnya, Ini Tempat Favorit Berlibur di Banyuwangi
- Belajar Sejarah Kerajaan Jawa Timur di Museum Trowulan
“Ekskavasi ini diawali kegiatan kita waktu melakukan zonasi pada 2017, kita melakukan survey permukaan pada beberapa titik yang diindikasi cagar budaya. Saat itu kita menemukan disini ada sumber air dan batu kuno yang dimanfaatkan warga sebagai plengsengan irigasi. Saat itu kita mulai melihat beberapa susunan yang terlihat sedikit pada permukaan tanah,” kata Nugroho Harjo Lukito, Arkeolog BPCB Jawa Timur.
Di hari kedua ekskavasi ini, BPCB berupaya menampakkan bagian depan bangunan. Selanjutnya, dalam dua pekan ke depan BPBD berencana akan membuka secara keseluruhan bangunan yang tertutup tanah dan irigasi warga di sisi utara.
Saat ini, Nugroho belum bisa memastikan era temuan ini. Namun secara umum, ini masih relatif sama dengan temuan tiga candi sebelumnya yang berada di atas Bukit Badung, yakni era Kerajaan Kediri yang terus dimanfaatkan hingga era Majapahit dengan korelasi secara religi.
“Pada masa kerajaan itu, ada konsep mengkultuskan gunung. Bahwa gunung itu sebuah tempat dimana nenek moyang dianggap bersemayam disana. Oleh karena itu dianggap suci dan mereka menempatkan bangunan-bangunan suci dalam rangka pemujaan roh leluhur atau dewa-dewa yang diyakini mereka. Dan ini korelasi dengan Candi Klotok 1,2,3 yang kita temukan sebelumnya dari sisi religi,” imbuhnya. Artinya sebagai persiapan atau mensucikan diri sebelum menuju puncak.
BACA JUGA:
- Menengok Sejarah Perbankan Melalui Koleksi Museum Bank Indonesia
- Candi Mirigambar, Berkisah Tentang Panji sebagai Bukti Sejarah Kerajaan Masa Lalu
- Tradisi Manusuk Sima, Napak Tilas Sejarah Kota Kediri
Terkait kelanjutan dan pemanfaatan kawasan ini, Pemerintah Kota Kediri masih akan menunggu rekomendasi Tim BPCB setelah ekskavasi rampung dilakukan. Aakah akan dimanfaatkan sebagai wisata religi atau wisata berkonsep alam dengan menitik beratkan pada kesehjateraan masyarakat sekitar.
“Saat ini kita memfasilitasi, untuk nantinya kita tetap akan tunggu rekomendasi dari tim,” jelas Nur Muhyar, Kepala Disbudparpora Kota Kediri di kasawan ekskavasi.
Sementara itu, selama proses ekskavasi 14 hari kedepan, BPCB berharap ada temuan data artefak berupa gerabah, keramik atau arca untuk mempermudah identifikasi. (ydk/jek)