Kediri – Fenomena Wiji Fitria, perempuan 21 tahun asal Desa Ngadi, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri tengah ramai diperbincangkan. Masyarakat menjulukinya ‘kanibal’ karena aktivitasnya yang memakan jari di kedua tangannya sendiri hingga putus.
‘Kanibal’ sendiri tak ada dalam istilah medis. Stigma itu melekat hanya karena masyarakat yang menganggap aktivitas itu merupakan bagian dari fenomena dimana salah satu makhluk hidup memakan makhluk hidup sejenisnya.
Lantas, apakah yang mendasari Wiji mampu melakukan hal diluar batas wajar tersebut?
Dr. Rindang F, Plt Kepala Puskesmas Ngadi, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri yang berulang kali menangani Wiji menyebutkan, Wiji Fitria menderita gangguan jiwa, Skizofrenia atau Gangguan jiwa akibat fungsi otak yang terganggu.
Berita Terkait : Kisah Pilu Penderita ODGJ yang Makan Jari Tangannya Sendiri
Ini lah alasan Wiji kerap menyebut aktivitasnya dilatar belakangi oleh bisikan yang sulit ia kendalikan.
“Ini memang pasien dengan gangguan jiwa. Jadi penyakitnya namanya Skizofrenia ya, jadi ada bisikan-bisikan, halusinasi suara dan lain-lain sehingga menggigiti tangannya,” terangnya saat ditemui di Puskesmas Ngadi, Sabtu (20/4/2019).
Skizofrenia bisa dicegah dengan pengobatan rutin baik dengan obat maupun pelatihan di Posyandu Jiwa yang rutin digelar oleh desa. Sayangnya hal ini kerap terjadi penolakan dari pihak keluarga, termasuk saat Wiji hendak dirujuk ke RSJ Lawang di Kabupaten Malang.
“Kami (Puskesmas) dan Desa telah bersama-sama berupaya, membuat rujukan ke RSJ Lawang tapi keluarga menjemput sendiri kesana,” imbuhnya.
Lebih lanjut menurut Dr. Rindang, hal tersebut sudah terjadi beberapa kali, dan selalu Wiji dijemput atau diminta pulang paksa oleh Jirah neneknya. Hal ini lah yang membuat Wiji sulit disembuhkan dan kerap kambuh sewaktu-waktu.
Sementara luka sendiri menurut Dr. Rindang karena kuman dari gigitannya tersebut yang kemudian dibiarkan hingga membusuk tanpa pengobatan.
Saat ini kedua tangan Wiji yang telah membusuk diperban oleh Tim Medis di RSUD Dr Iskak Tulungagung untuk mencegah Wiji melalukan gigitan. Namun, sama seperti sebelumnya keluarga enggan menjalani perawatan intensif dan memilih pulang setelah menjalani pemeriksaan ringan. (ydk/sam)
Baca Juga :