Kediri (Jatimsmart.id) – Sejak dikukuhkan duat ahun silam sebagai lembaga resmi yang membidangi sektor pertanian, Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) di Kabupaten Kediri mempunyai andil penting terhadap ketersediaan stok lumbung pangan.
KTNA adalah lembaga informal yang memiliki DPP dan DPD. Di dalam struktur KTNA terdapat sub bidang dan ada enam wakil ketua yang mendukung ketua. Tujuh Sub bidang tersebut adalah bidang pangan, holtikultura, organik, usaha tani, kelompok wanita tani dan pemuda tani.
BACA JUGA:
- Jaminan Mutu Produk Pertanian dengan Sertifikasi Prima
- Hari Tani Nasional, Khofifah Ajak Generasi Millenial Geluti Sektor Pertanian
- Tingkatkan Produktifitas Pertanian, Pemkab Kediri Galakkan Pembasmian Hama Tikus
Sedangkan tujuannya adalah sebagai forum komunikasi sebagai pendamping atau mitra Pemerintah daerah yang ada di masyarakat. Fungsinya untuk menjembatani komunikasi dengan petani dan bisa memback-up kebijakan-kebijakan Dinas Pertanian melalui penyuluhan pertanian.
Menurut Anang Widodo, Pelaksana tugas Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri, untuk menjaga lumbung pangan aman, pihak Dipertabun terus melakukan koordinasi dan komunikasi dengan KTNA karena di dalam struktur organisasi KTNA diisi oleh para petani sekaligus praktisi pertanian yang sangat paham dengan keadaan pertanian Kabupaten Kediri.
“Dengan adanya KTNA, pemerintah daerah sebagai pemegang kendali berbagai bidang dan salah satunya pertanian, sangat diuntungkan karena sudah ada lembaga yang bisa menjembatani antara pemerintah dengan petani melalui KTNA ini, sehingga jika ada permasalahan yang menyangkut lumbung pangan dapat segera dikomunikasikan,” kata Anang Widodo Kamis saat menghadiri pertemuan dengan KTNA di Kecamatan Gampengrejo.
BACA JUGA:
- 247 Hektar Lahan Pertanian di Tulungagung Kekeringan, Petani Tunda Masa Tanam
- Wujudkan Pertanian Modern, Mentan Amran Demokan Alsintan Canggih di Kediri
- Panen Raya Akhir Tahun, Ponorogo Bakal Surplus 17,15 Ribu Ton Beras
Selain itu KTNA juga telah menumbuhkan beberapa inovasi, antara lain di Kecamatan Gampengrejo yang sebagaian daerah rawa dan cenderung mempunyai kandungan tanah tingkat asam, bisa mengembangkan padi secara massal. Selain itu sejak tahun 2017 silam juga telah melakukan pengembangan bawang merah dengan jumlah areal tanam mencapai 5 Hektar. (*)