Surabaya (Jatimsmart.id) – Langkah Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam meningkatkan kualitas SDM ASN (Aparatur Sipil Negara) terus dilakukan. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meresmikan Gedung Command Center dan PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi). Sekaligus melaunching Aplikasi Pengembangan Kompetensi Mandiri (Si Bang Kodir) ASN dan Puspa Raja (Pusat Pembelajaran Jarak Jauh). Serta, Open Space Training dan International Training Class di BPSDM Jawa Timur di Jalan Balongsari Tama Surabaya.
Gedung ini difungsikan sebagai pusat data dan informasi terkait pengembangan kompetensi ASN yang dilengkapi dengan aplikasi-aplikasi penunjang yaitu, PAWON (Pelayanan Administrasi WI Online), e-Learning, e-Registrasi, SI-PEKAD (Penjadwalan Kediklatan), Si Bang Kodir (Pengembangan Kompetensi Mandiri).
Selain itu, juga bertujuan untuk menjalankan fungsi sebagai pengelola dan penyampai dokumen yang dimiliki oleh badan publik sesuai dengan amanat UU 14/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Sementara itu, Puspa Raja merupakan ruang broadcasting sebagai media untuk menyalurkan kreativitas serta inovasi Widyaiswara dalam menyampaikan materi pembelajaran dengan metode daring dan e-learning.
Si Bang Kodir merupakan aplikasi berbasis android yang bisa diakses oleh setiap ASN melalui gawai. Aplikasi ini dibuat dalam rangka membantu proses Pengukuran Indeks Profesionalitas, dimana setiap ASN berhak mengikuti diklat pengembangan kompetensi sebanyak 20 JP (Per Ka. BKN Nomor 8 Tahun 2019), serta memberi kemudahan kepada seluruh ASN dalam melakukan pengisian serta penghitungan Jam Pelajaran yang telah berhasil ditempuh oleh ASN dalam waktu 1 tahun.
BACA JUGA:
- Melalui Pembinaan Mental, Bupati Kediri Ajak ASN Tingkatkan Kualitas Diri
- Ini Pesan Walikota Kediri untuk Para ASN di Hari Pertama Kerja
- Puluhan ASN di Tulungagung Ikuti Seleksi Lelang Jabatan
Seusai peresmian, Mantan Mensos RI itu menjelaskan, kualifikasi kompetensi ASN merupakan kebutuhan yang mendesak. Sebab, sangat banyak dinamika yang harus diantisipasi dengan sesuatu yang programatik dan sistemik.
Karena itu, lanjutnya, ASN di lingkungan Pemprov Jatim dituntut harus dinamis, inovatif, kreatif, serta ada improvement di dalamnya. Terutama dalam membreakdown RKPD dan Nawa Bhakti Satya dalam program nyata yang bisa menjawab kebutuhan masyarakat.
“Kalau tidak ada proses penguatan kompetensi, saya khawatir mereka merasa tidak ada sesuatu yang mereka harus lakukan lompatan perubahan,” jelas orang nomor satu di Jatim.
Menurut Khofifah, BPSDM Jatim menjawab kebutuhan tersebut. Melalui Command Center yang baru saja diresmikan, ASN bisa menginput kompetensi yang sudah didapatkan. Sehingga kualifikasi dari postur ASN di lingkungan Pemprov Jatim lebih mudah diakses dan dipetakan.
“Pada posisi seperti ini ada kebutuhan yang harus diantisipasi baik melalui respon secara digital maupun manual. Maka ada command center di dalamnya. Mereka bisa menginput sendiri kompetensi yang sudah didapatkan. Apakah mereka mengikuti training, pembelajaran apa saja dan sebagainya. Hal ini akan sangat menentukan kualifikasi ASN yang ada di Pemprov Jatim,” kata Gubernur Khofifah.
Lebih lanjut disampaikannya, melalui program-program yang dimiliki BPSDM Jatim ini bisa menjadi langkah antisipasi yang terencana secara sistemik dan programatik dalam meningkatkan kualitas dan kompetensi ASN. Sebagai contoh, pelatihan peningkatan kompetensi untuk Pejabat Administrator atau setara eselon III yang saat ini sedang kita lakukan.
BACA JUGA:
- Antisipasi La Nina, Gubernur Khofifah Minta Seluruh Intansi Detailkan Mitigasi dan Kesiapsiagaan Hulu & Hilir
- Beri Stimulus Ekonomi Masyarakat dan UMKM, Gubernur Khofifah Serahkan Bansos dan Modal Usaha di Trenggalek
- Khofifah Serahkan Bantuan Ventilator hingga Pinjaman Modal Usaha di Kediri
“Mereka yang meramu program, dapurnya Pemprov ada di eselon III. Selanjutnya berada dalam koordinasi Kepala OPD, Kepala Badan atau eselon II,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Khofifah juga mengapresiasi program International Training Class yang dilaunching BPSDM Jatim. Program ini merupakan inovasi yang disiapkan untuk menjadikan Jatim Go Global. Jatim bisa menularkan best practice kepada daerah lain atau negara lain.
Dicontohkan, Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) ini bisa meningkatkan produktivitas budidaya sapi di Jatim. Bahkan BBIB menunjang swasembada daging di Jatim. Dalam hal ini Pemprov Jatim akan menjadi bagian penting melakukan sinergi dengan BBIB mengingat BBIB merupakan UPT Kementan.
Pada kesempatan yang sama, BPSDM Jatim menerima Sertifikat Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001 : 2015. Gubernur Khofifah juga melakukan penanaman pohon di lingkungan BPSDM Jatim. (*)