Banyuwangi (Jatimsmart.id) – Pemkab Banyuwangi kembali menggeber program “Maestro Mengajar” dengan melibatkan para maestro Tari Gandrung untuk mengajar anak-anak muda di kampung-kampung. Tiga maestro terlibat, yaitu Temu, Sudartik, dan Sunasih. Ketiganya merupakan legenda hidup Tari Gandrung Banyuwangi dengan pengalaman menari puluhan tahun, bahkan pernah tampil di luar negeri.
”Maestro Mengajar ini adalah ikhtiar terus menumbuhkan rasa cinta seni-budaya di kalangan anak-anak muda. Sekaligus upaya regenerasi pelaku seni. Sering saya bilang, paham seni-budaya global penting, tetapi memahami seni-budaya kita sendiri itu harus,” ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat melihat program ”Maestro Mengajar” di Desa Gumirih, Kecamatan Singojuruh, Minggu petang (7/11).
Di Kecamatan Singojuruh, selama tiga hari, puluhan anak muda usia SMP/sederajat dari 11 desa tampak antusias mengikuti program ”Maestro Mengajar”, yang juga digerakkan oleh Banyuwangi Youth Creative Network (BYCN). Mereka mempelajari gerak dasar hingga filosofi tari. Tari Gandrung sendiri merupakan tarian khas Banyuwangi yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia.
Program ”Maestro Mengajar” ini telah digelar di sejumlah titik, antara lain Wongsorejo, Kabat, Muncar, dan Singojuruh. Total lebih dari 100 anak muda belajar intensif Tari Gandrung dari para maestronya. Bupati Ipuk menambahkan, akan terus mendorong program ini agar semakin banyak anak muda Banyuwangi memahami kesenian khas daerah timur Pulau Jawa itu. ”Mohon izin saya ikutan belajar juga ya,” ujar Ipuk yang ikut mencoba menari bersama para maestro dan pelajar.
Selain program belajar tari tersebut, dengan didampingi BYCN, anak-anak muda berkreasi menciptakan tarian baru yang diberi nama “Singomanjuruh”, sesuai asal muasal nama Kecamatan Singojuruh. “Tarian ini menceritakan sosok Singomanjuruh yang konon adalah nama ksatria anak raja di daerah ini. Jadi tarian ini tak hanya menjadi tarian khas, tapi juga representasi sejarah Kecamatan Singojuruh,” terang Ketua BYCN, Vicky Hendri Kurniawan. (*)