Surabaya (Jatimsmart.id) – Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak menawarkan dua solusi kongkret dalam mengimplementasikan pemanfaatan Sistem Resi Gudang (SRG) di Jatim agar bisa berjalan lebih optimal.
Pertama, yakni memanfaatkan potensi Puspa Agro sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk bisa membantu gudang-gudang yang belum optimal. Kedua, bersinergi dengan pengelola resi gudang yang sudah menjalankan SRG secara optimal.
BACA JUGA:
- Lewat Semangat Gotong Royong, Wagub Emil Harap BUMDes Bisa Bangkitkan Perekonomian Desa
- Tingkatkan Sinergi BUMDES dan Desa Wisata, Pokdarwis Harus Maksimalkan UMKM Daerahnya
- Gubernur Khofifah Harapkan Kabupaten Bondowoso Kembangkan BUMD dan Trading House Kopi
Hal tersebut ia sampaikan saat bertemu dengan Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) RI Jerry Sambuaga di Surabaya. Dalam pertemuan itu, Wagub Emil bersama Wamendag Jerry Sambuaga membahas implementasi pemanfaatan SRG di Jatim agar bisa berjalan lebih optimal lagi.
Pengelola-pengelola SRG tersebut, sambung Emil, sudah bertemu Wamendag untuk membantu SRG di Jatim yang belum optimal. Artinya, para pengelola diajak urun rembug untuk melihat apakah komoditas serta lokasinya bisa dimanfaatkan atau tidak untuk SRG. “Nantinya, kedua solusi ini akan kami perdalam kembali agar SRG di Jatim berjalan optimal,” jelasnya.
Masih menurut Emil, kurangnya implementasi pemanfaatan SRG karena berdasarkan hasil evaluasi Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan. Menurut Bappebti, saat ini lebih banyak SRG yang tidak beroperasi secara optimal dari pada yang beroperasi optimal.
Oleh karena itu, lanjut Wagub Emil, evaluasi Ini menjadi pekerjaan rumah bersama. Sebab, tujuan dibangunnya SRG untuk mensejahterakan petani. “Skema resi gudang punya potensi dan solusi bagi petani, utamanya saat harga tidak bersahabat,” ujar mantan Bupati Trenggalek tersebut.
Sementara berdasarkan data Bappebti, saat ini Kemendag telah membangun 123 gudang SRG yang tersebar di 105 kota/kabupaten di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, sebanyak 23 gudang berada di Jatim yang tersebar di 17 kabupaten. Dari 23 gudang itu, ada 15 gudang telah beroperasi dengan menerbitkan sebanyak 364 resi gudang senilai Rp. 96,61 miliar dan telah mendapatkan pembiayaan dari bank atau lembaga non bank senilai Rp. 56 miliar.
Sementara itu, Wamendag Jerry Sambuaga menuturkan, ada beberapa faktor kurangnya optimalisasi SRG di Jatim. Tantangan tersebut meliputi, pengelolaan, manajemen, kondisi gudang dan hal yang menjadi atensi lainnya seperti sosialisai dari pemerintah pusat maupun daerah kepada para petani terkait SRG.
“Karena mungkin masih ada masyarakat yang belum mengetahui konsep SRG ini. Bahkan mungkin ada yang sudah tahu tapi belum bisa memaksimalkan hal tersebut,” tuturnya.
Disampaikan Jerry, SRG adalah sebuah konsep yang mana izinnya dikeluarkan Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI. Gudang-gudang di daerah yang dibangun Kemendag RI dimaksudkan agar para petani dapat menyimpan komoditas mereka. Dengan begitu, petani tidak menjual komoditinya ketika harga sedang turun (tunda jual). Jika harga turun, otomatis petani mengalami kerugian. Kalau petani rugi sebagian masyarakat turut merasakan dampaknya.
“Petani salah satu ujung tombak untuk meningkatkan aktivitas perdagangan khususnya komoditas. Oleh karena itu, kita hadir memberikan solusi dengan cara menyimpan komoditi para petani di gudang,” ucapnya.
BACA JUGA:
- Pemdes Ngreco Dirikan BUMDes Untuk Meningkatkan Perekonomian Masyarakat
- Modal Kebangkitan Ekraf, KEK Singhasari Ditargetkan Capai Investasi Rp.1 Triliun
- Pemkot Kediri Ajak Perbankan Tak Ragu Beri Pinjaman Kredit UMKM
Selain tunda jual, kata Jerrry, manfaat lain dari SRG bisa dijadikan sebagai alat pinjaman. Para petani yang menyimpan komoditinya di gudang mendapat uang pinjaman dari bank. “Itu salah satu bentuk solusi yang saya pikir bisa dioptimalkan tentunya dengan sinergi Pemprov Jatim yang selama ini mendukung kita,” pungkasnya.
Sesuai Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) nomor 33 tahun 2020, setidaknya, ada 20 komoditas yang bisa di SRG kan. Yakni beras, kopi, teh, gula, gabah, garam, gambir, kakao, timah, lada, bawang merah, rumput laut, pala, kedelai, gula kristal, rotan, jagung, kopra, ikan dan ayam beku karkas. Beberapa komoditas ini bisa disimpan dengan jangka waktu 3-6 bulan. (*)