Lumajang (Jatimsmart.id) – Jumlah korban yang meninggal dunia akibat gempa bumi di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, bertambah dari lima orang menjadi enam orang berdasarkan data terbaru yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
BACA JUGA:
- PMI Jatim Beri Bantuan Pada Empat Kabupaten Terdampak Gempa
- Jangan Panik! Lakukan Ini Saat Terjadi Gempa
- Pemerintah Pusat Bantu Warga Terdampak Akibat Gempa, Khofifah: Siap Kawal Penyaluran
“Memang benar ada penambahan korban meninggal dunia, sehingga ada enam korban yang meninggal dunia akibat gempa,” kata Kepala Bidang Kedaruratan, Rehabilitasi, dan Rekontruksi BPBD Kabupaten Lumajang Joko Sambang.
Menurut Joko, korban tambahan tersebut merupakan warga Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, yang tertimpa reruntuhan bangunan rumah pada saat kejadian gempa bumi, namun baru dilaporkan kepada BPBD Lumajang.
“Korban meninggal tersebut sempat dirawat di Puskesmas Pronojiwo, kemudian dirujuk ke RSUD Pasuruan dan meninggal di rumah sakit tersebut,” katanya.
Berdasarkan data BPBD Lumajang, enam korban yang meninggal dunia, yakni pasangan suami istri Ahmad Fadholi dan Sri Yani, warga Desa Tempurejo, Kecamatan Tempursari, yang tertimpa batu besar saat berkendara di Jalur Piket Nol bersamaan terjadinya guncangan gempa bumi.
Korban meninggal lainnya, yakni Juwanto, H. Nasar, dan Bonangi yang ketiganya merupakan warga Desa Kaliuling, Kecamatan Tempursari. Mereka meninggal karena tertimpa reruntuhan bangunan rumah yang roboh akibat guncangan gempa.
BACA JUGA:
- Pasca Gempa 6,1 M, Masyarakat Jatim Diminta Waspada Ancaman Bencana Lain
- Gempa Melanda Malang, Khofifah Gerak Cepat Tinjau Lokasi Kejadian
- Kabupaten Kediri Miliki Alat Penerima Peringatan Gempa Bumi dan Tsunami
Korban terakhir adalah nenek Mardiyah berusia 70 tahun, warga Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, yang tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan sempat dibawa ke Puskesmas Pronojiwo, kemudian dirujuk di RSUD Pasirian dan meninggal di rumah sakit setempat.
Ia menjelaskan pihak BPBD bersama TNI dan Polri melakukan pembersihan puing-puing bangunan rumah warga yang rusak berat dengan menggunakan alat berat karena tidak bisa menggunakan manual. (*)