Madiun (Jatimsmart.id) – Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengajak kepada seluruh pengrajin batik di Jatim untuk memahami pengolahan limbah batik yang benar. Tak hanya itu, dirinya juga berharap agar mereka dapat mewujudkan penerapan industri hijau dengan segera.
BACA JUGA:
- Arumi Siap Fasilitasi Perajin Batik Miliki Standart dan Kualitas yang Sama
- Berlatar Indahnya Pantai So Long, East Java Fashion Harmony 2020 Angkat Filosofi Batik Gringsing
- Hari Batik Nasional, Batik Gajah Mada Tulungagung Gelar Fashion Show di Jalan Raya
“Mendapatkan pemahaman dan bisa langsung menerapkan mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menghasilkan produk batik yang ramah lingkungan,” kata Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak
Wagub Emil menyampaikan, tujuan utama pelatihan singkat tentang proses pembuatan batik yang ramah lingkungan untuk menciptakan efisiensi pemakaian bahan baku, energi dan hemat air. Sehingga, limbah yang dihasilkan lebih sedikit. “Hal ini sesuai dengan implementasi prinsip industri hijau yang dapat mendukung konsep ekonomi secara berkelanjutan,” terangnya.
Wagub Emil pun mengingatkan kepada 50 peserta pengrajin batik yang hadir di acara tersebut agar langkah-langkah untuk pengembangan industri hijau harus diterapkan. Diantaranya, produksi bersih, konservasi energi, efisiensi sumberdaya, dan proses daur ulang.
Melalui penerapan industri hijau, lanjut Emil, akan terjadi efisiensi pemakaian bahan baku, energi dan air. Sehingga limbah maupun emisi yang dihasilkan menjadi minimal dan proses produksi akan menjadi lebih efisien.
Masih menurut Emil, pengolahan limbah batik yang ramah lingkungan juga dapat dimanfaatkan untuk home decoration. Selama ini, sebagian besar orang hanya mengetahui batik untuk pakaian saja. Padahal, batik juga dapat dijadikan hiasan.
BACA JUGA:
- Lestarikan Warisan Leluhur, Sekolah di Tulungagung Jadikan Membatik sebagai Kurikulum
- Perkembangan Batik di Kediri, Puluhan Perajin Tumbuh di Hampir Setiap Kecamatan
- Pameran Batik Bordir & Aksesoris Fair 2019, Kenalkan Produk Jatim ke Dunia
Untuk itu, kegiatan pelatihan dan pendampingan bagi para pengrajin batik ini diharapkan dapat dijadikan program strategis untuk kembali membangkitkan gairah usaha mereka utamanya karena dampak pandemi Covid-19. (*)