Kediri (Jatimsmart.id) – Aksi unjuk rasa ratusan mahasiswa dari PMII, HMI, GMNI dan sejumlah BEM di Kediri Raya di gedung DPRD Kabupaten Kediri diwarnai aksi saling dorong dengan polisi. Rabu (25/9). Aksi ini dilakukan mahasiswa untuk memperjuangkan kesehjateraan para petani yang dinilai kerap dikriminalisasi.
Saling dorong sekitar 600 mahasiswa dan polisi yang nyaris berujung pada kericuhan ini terjadi persis di muka gerbang sisi barat komplek Pemkab Kediri dan DPRD Kabupaten Kediri. Masa merasa keinginan untuk bertemu dengan wakil rakyatnya dihalangi petugas yang dipimpin langsung oleh Kapolres Kediri AKBP Roni Faisal Saiful Faton.
Dengan membawa sejumlah poster, mahasiswa menuntut kedaulatan sejati untuk petani. Mereka menilai, petani yang hidup di negara agraris ini, justru terbunuh oleh regulasi pro kapitalis.
Selain itu, mahasiswa meminta pemerintah merumuskan peraturan daerah (Perda) tentang perlindungan undang-undang dan pemberdayaan petani. Kemudian menghentikan semua perlakuan dalam konteks kriminalisasi terhadap petani.
“Kita datang mewakili rakyat khususnya para petani, suara petani yang suka menjerit, suara petani yang menjerit karena lahanya dirampas, suara petani yang hak-hak atas pertaniannya semakin menipis,” kata Isrofil Amar, Korlap Aksi
Sementara itu usai insiden tersebut, Wasis, salah satu anggota DPRD Kabupaten Kediri langsung menemui mahasiswa dan duduk bersama di jalanan untuk saling berdiskusi.
“Kita akan tindak lanjuti, kita sampaikan ke ketua sementara karena alat kelengkapan DPRD belum terbentuk. Nanti jika sudah terbentuk, kita akan segera tindak lanjuti lebih konkret,” kata Wasis
Usai berdialog, ratusan mahasiswa ini langsung membubarkan diri dari lokasi unjuk rasa. (ad/ydk)