Kediri (Jatimsmart.id) – Hanindhito Himawan Pramono menemui puluhan guru Taman Posyandu atau Tapos di Desa Kedawung, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Minggu (11/10). Dalam pertemuan tersebut, Mas Dhito banyak mendengar keluhan dari para pengajar ini tentang kesehjateraan hingga sarana prasarana mengajar.
Tutik, perwakilan guru Tapos bahkan mengaku, honor yang diterima para pendidik sangatlah minim. “Kami berharap Mas Dhito dapat meningkatkan kesejahteraan kami. Ibarat kata, gaji kami tidak cukup untuk sekedar beli bensin,” katanya.
Taman Posyandu atau Tapos adalah Layanan PAUD yang terintegrasi dengan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dan Bina Keluarga Balita. Pendidik Tapos berasal dari para kader Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Di Kabupaten Kediri, Tapos telah berdiri sejak 2012 lalu.
Disambati guru Tapos, pasangan Dewi Mariya Ulfa ini mengaku, apabila terpilih di Pilkada Kabupaten Kediri, 9 Desember 2020 mendatang akan memperhatikan kesejahteraan mereka. Menurut putra Pramono Anung tersebut, kesejahteraan guru honorer dan GTT memang penjadi salah satu program prioritasnya.
“Harapan mereka adanya SK Bupati supaya status mereka bisa diakui seperti guru TK. Kemudian terkait sarana dan prasarana Tapos, dalam hal ini kelompok bermain dan PAUD belum memadai. Selama ini masih numpang di balai desa, ini perlu ada perhatian dari Pemerintah Kabupaten Kediri,” kata pria 28 tahun itu.
“Kemudian insentif yang jauh dari kata cukup. Gaji guru Tapos hanya cukup untuk beli bensis. Bahkan tidak cukup. Karena anggaran Pemkab Kediri tidak merata, nanti akan kita cek. Kita lihat kemampuan anggaran kita apakah sanggup untuk meningkatkan kesejahteraan mereka,” tambah Mas Dhito.
Dalam sambutannya, Mas Dhito menegaskan, kedatangannya Kediri tanpa kepentingan apapun, selain untuk mengetahui persoalan-persoalan yang dialami oleh masyarakat. Untuk itu, bila kelak diberi amanat menjadi Bupati Kediri, ia akan bekerja dari bawah untuk mendengar keluhan warganya.
“Saya akan bekerja dari desa-desa, dari sekolah, dari puskesmas dan sebagainya. Bukan jamannya Bupati diajeni (dihormati) warga. Tetapi Bupati harus ngajeni warganya,” tegasnya. Untuk itu, nantinya ia akan membuka Pendopo Kabupaten Kediri selebar-lebarnya untuk masyarakat. Di Hari Jumat ia juga memiliki program Ngopi atau Ngobrol Persoalan dan Solusi. Dalam forum itu, masyarakat bebas menyampaikan apapun dan akan dicari solusinya secara bersama-sama. (ydk/jek)