Kediri (Jatimsmart.id) – Lembaga Penerbangan Dan Antariksa Nasional (LAPAN), mengungkapkan bahwasannya siklus matahari aken mendekati puncaknya pada tahun 2022. Kondisi tersebut mengakibatkan aktivitas bintang berpotensi meningkat dan memicu badai matahari.
BACA JUGA:
- Dinsos Jatim Gelar Sidang Tim PIPA untuk Proses Adopsi Anak
- Tingkatkan Produktivitas, Atur Pencahayaan agar Lebih Nyaman
- Nyaman Beraktivitas di Luar Meski Cuaca Panas, Simak Tipsnya!
Kemungkinan yang akan terjadi adalah peningkatan aktivitas flare dan lontaran masa korona, serta peningkatan kecepatan angin surya di matahari akibat banyaknya aktivitas transien di matahari. Drai peningkatan itu akan memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap cuaca antariksa, terutama pada perubahan kerapatan plasma di lingkungan antariksa dekat bumi.
Kondisi demikian juga akan memengaruhi satelit-satelit yang mengorbit ke bumi, terkhusus satelit yang berada pada orbit rendah, selain itu aktivitas matahari ekstrem itu dapat melepaskan partikel berenergi tinggi sehingga menyebabkan single event effect (SEE) yang mana dapat mengganggu performa komponen elektronika satelit.
BACA JUGA:
- Tahan Laju Perubahan Iklim, Gubernur Khofifah Ajak Semua Komponen Gotong Royong Restorasi Mangrove
- Dukung Program Rehabilitasi Mangrove, Wagub Emil Targetkan Penanaman di Jatim Capai 1.280 hektar
- Percepatan Pemulihan Ekonomi, Gubernur Khofifah Serahkan DIPA Tahun 2022 Kepada Kepala Daerah
Dikutip dari Phsy.org, fisikawan surya badan Antariksa dan Penerbangan Amerika Serikat (NASA), David Hathaway, menyatakan siklus matahari 25 yang mencapai puncaknya di tahun 2022 mendatang, bisa menjadi salah satu yng terlemah selama berabad-abad. Artinya tidak perlu terlalu khawatir tentang semburan matahari dan badai radiasi. (dna/gis)