Kediri – Struktur batu bata merah kuno yang diduga sebagai bangunan candi, ditemukan warga bersama Komunitas Peduli Benda Purbakala, Damar Panuluh Nusantara di Bumirejo, Desa Krecek, Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri.
Lokasi bangunan berada di tengah areal persawahan warga, dengan bentuk awal berupa gundukan tanah dengan beberapa pepohonan diatasnya. Gundukan itu tepat di atas lahan milik Dwi Peni, yang berbatasan langsung dengan Plumpungrejo, Desa Karangtengah, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Kediri, dengan sungai kecil di selatan bangunan sebagai pemisah.
Struktur batu bata merah ini sebelumnya oleh warga diduga sebagai bangunan kuno peninggalan Belanda yang kemudian oleh warga setempat dikenal sebagai “Putuk Gong” (Gundukan Gong).
Karena berdasarkan cerita yang berkembang, menurut Riyanto, Ketua Damar Panuluh Nusantara, selama ini warga kerap mendengar bunyi-bunyian musik gamelan dan gong pada malam di waktu tertentu dari gundukan tersebut. Sehingga lokasi temuan dianggap ‘angker’ oleh warga.
Berita Terkait : Cerita Penemu Arca Ganesha, Ketakutan Hingga Ada Dorongan Kuat Tolak Arahan Pemilik Rumah
“Untuk membuktikan (cerita) kami bersama temen-temen, dibantu juga dengan masyarakat akhirnya membongkar bangunan itu dan ternyata ketemu sudut. Itu kita menemukan ada empat sudut, disisi barat yang membuktikan disitu merupakan bangunan-bangunan tempat peribadatan (Zaman Kerajaan),” kata Riyanto di lokasi. Senin 17 Juni 2019.
Terkait temuannya, sejauh ini ia telah berkoordinasi dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kediri serta Balai Pelestari Cagar Budaya (BPCB) Trowulan. Meski bisa dipastikan sebagai peninggalan leluhur namun, perlu dilakukan kajian mendalam untuk menentukan era bangunan tersebut.
“Dari struktur batu bata kuno ini dapat dipastikan bahwa ini benar-benar peninggalan leluhur. Namun, untuk memastikan usia, masa atau peradaban berapa itu nanti kita perlu koordinasi dengan pihak terkait,”
Tetapi, Riyanto memperkirakan bangunan candi dengan panjang 10 Meter dan lebar 8 Meter ini merupakan bangunan di abad ke 10-12.
Selain bangunan itu, warga juga menemukan sebuah Lingga, batu andesit berbentuk lonjong yang sebelumnya oleh warga dianggap sebagai kendang (alat musik tabuh). Lingga sendiri merupakan arca atau patung yang merupakan sebuah objek pemujaan atau sembahyang umat hindu. Ini biasanya dianggap sebagai simbol laki-laki.
Sebelumnya, di Dusun Kwagean, Desa Krenceng, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri warga juga menemukan sebuah Arca Ganesha di galian septic tank. Kini temuan tersebut ramai dikunjungi masyarakat yang penasaran dengan temuan benda peninggalan zaman kerajaan tersebut. (ydk/sam)
Baca Juga :