Mojokerto (Jatimsmart.id) – Kabupaten Mojokerto kini memiliki rumah kaca pintar atau Smart Green House (SGH) di Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH), Desa Seloliman, Kecamatan Trawas. SGH tersebut diresmikan Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati, Rabu (15/3/2023).
Program SGH yang diinisiasi oleh Yayasan Lingkungan Hidup Seloliman (YLHS) dengan Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto itu, merupakan salah satu rumah kaca pintar yang berbasis teknologi smart farming serta dapat dikendalikan dari jarak jauh. Peresmian SGH ini sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas usaha pertanian dan kualitas produk yang dihasilkan di Kabupaten Mojokerto.
Selain itu, kelebihan dari SGH dapat memberikan informasi yang sistematis terkait suhu, kelembaban, irigasi pada tumbuhan yang ditanam, serta dapat mengatur nutrisi sesuai dengan kebutuhan tanaman, baik dari segi dosis maupun waktu.
Bupati Ikfina juga berkesempatan meninjau langsung serta mengoperasikan teknologi SGH dengan berbagai fitur seperti modul centre desire yang berfungsi sebagai bagian utama dari automasi SGH. Selanjutnya terdapat shading yang dapat menyerap panas hingga 50 persen.
Lebih lanjut, terdapat pula cooling system yang berfungsi untuk mendinginkan ruangan, serta terdapat side vent yang berfungsi untuk mengoptimalkan suhu ruangan dan menjaga sirkulasi udara di dalam ruangan.
“Memang ke depan mau tidak mau kita harus mengaplikasikan digital farming, di sisi yang lain masalah pertanian organik juga merupakan satu hal yang menjadi suatu keharusan,” ucap Ikfina sebagaimana dipublikasikan dalam laman resmi Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Mojokerto.
Selain berbasis pada IT, SGH memiliki berbagai manfaat seperti sistem tanam (budidaya) dapat stabil, dapat menjaga kualitas produk, mengurangi tenaga kerja, meningkatkan pendapatan, serta tidak mengenal musim. Bupati Ikfina menilai, ini sangat bermanfaat bagi para petani yang tidak memiliki lahan pertanian yang luas serta dapat dilakukan dengan satu orang saja.
“Ke depan usaha pertanian dapat disambi dengan lainnya, ini cocok sekali. Mudah-mudahan PPLH Desa Seloliman bisa merawat dan menjadi pusat pembelajaran digital farming dengan tanaman-tanamannya,” harapnya.
Sementara itu, Direktur YLHS, Suroso menjelaskan, SGH yang berbasis pada teknologi digital dapat menjadi daya tarik para anak muda untuk menekuni dunia pertanian. Pasalnya, permasalahan terkait biaya yang besar pada perawatan dan pengairan dapat diantisipasi dengan mengendalikan produksi pertanian dari jarak yang jauh atau di rumah.
“SGH ini dengan teknologi terbarukan sangat efektif dan efisien untuk menjawab permasalahan kaum milenial untuk tertarik di sektor pertanian yang notabene pertanian kotor, tetapi dengan pendekatan teknologi ini akan menjadi jawabannya, artinya teknologi ini sangat efektif dan efisien,” pungkasnya. (red/kjt)