Kediri – Juara bertahan Surabaya Bhayangkara Samator meniti harapan usai tampil impresif dengan menaklukkan Jakarta Pertamina Energi 3-0 (25-22, 25-19, 25-21) dalam laga terakhir putaran pertama Final Four Proliga 2019 yang digelar di GOR Jayabaya Kota Kediri, Jawa Timur, Minggu (10/2/2019).
Ini merupakan kemenangan pertama Bhayangkara Samator dalam fase ini, setelah dua kali tunduk dari BNI 46 dengan 3-0 dan Bank SumselBabel dengan 3-1. Tanpa poin itu pun membuat Samator langsung menekan permainan sejak memasuki lapangan. Randy Tamamilang dkk. pun langsung memimpin 11-8, walaupun Pertamina mencoba mengejar tapi anak asuh Ibarsjah Djanu Tjahjono itu langsung menutup set pertama dengan 25-22.
Memasuki set kedua Pertamina masih tak mampu keluar dari tekanan, walaupun mencoba menyerang, Samator masih terlalu kuat sehingga mengamankan skor 25-19.
Pertamina Energi pun belum berhasil meraih kemenangan satu pun di laga final four putaran pertama ini, sehingga mereka pun bekerja keras memperoleh setiap poinnya, tapi usaha anak asuh Putut Marhaento itu pun tidak mudah. Samator terus menekan sehingga Pertamina tak mampu keluar dari tekanan dan akhirnya menyerah dengan skor 25-21.
“Kemenangan ini pun harapan untuk membuka peluang kita ke grand final. Kalau masalah pertandingan hari ini secara keseluruhan signifikan ya, terutama di receive, servis, terus di blok juga ya ada peningkatan. Kita dilatihan selalu evalusi dan meningkatkan di tiga hal receive, servis, dan blok, hari ini cukup diperbaiki, sehingga ada peningkatan. Sedangkan kemarin untuk mencari poin saja kita kesulitan,” ujar Pelatih Bhayangkra Samator Ibarsjah Djanu Tjahjono.
“Persiapan untuk di Malang tetap dari tiga pertandingan nanti kita memberi motivasi ke permain, itu yang akan kami jadikan motivasi ke para pemain. Di malang untuk aman kita harus bisa sapu bersih. Setiap pertandingan kita masih berjuang walaupun di tekan atau menekan itu yang paling utama,” tambahnya.
Sementara Asisten Manager Pertamina Energi, Dedi Kurniawan mengatakan bahwa Kediri tidak bersahabat, sehingga tidak bisa curi kemenangan satupun.
“Kita masih bisa, masih ada harapan kalau kita di Malang bisa ambil semua, sapu bersih, kalau kuta kalah ya habis. Saya juga bingung ap yang terjadi dengan Pertamina, mungkin Kediri tidak bersahabat saja. Kekalahan kita mungkin lebih ke mental dan semangatnya, mungkin juga komunikasi ditimnya kurang,” kata Dedi.
“Kalau berbicara masalah teknik kita semua merata, tapi tadi ada satu hal mungkin di center, dan pelatih terlambat menganti. Dan kita harus yakin kita bisa ambil (di Malang), kita pasti bisa. Kita akan coba komunikasi dengan pemain supaya lebih hidup lagi komunikasinya antara pelatih tim dan pemain,” tuntasnya. (ydk/sam)