Tulungagung (Jatimsmart.id) – Petani jagung di Desa Ngrejo, Kecamatan Tanggunggunung, Kabupaten Tulungagung menemukan pupuk bersubsidi yang diduga palsu. Pupuk jenis NPK ini bermerek Phonska. Hasilnya tanaman jagung mereka berubah warna menjadi kuning.
Ketua Kelompok Petani setempat, Samsuri, menjelaskan petani yang curiga kemudian mengembalikan pupuk tersebut ke penjualnya agar tanaman mereka tak rusak. Pupuk ini dijual oleh seseorang tidak melalui distributor pupuk bersubsidi resmi. Petani sudah menggunakan pupuk yang diduga palsu tersebut sejak awal musim tanam ini, atau sekitar dua bulan terakhir.
BACA JUGA:
- Inovasi Alat Penebar Pupuk dari Limbah, Petani Dijamin Tak Lagi Sakit Pinggang
- Alokasi Pupuk Rendah, Dispertan Kediri Terapkan Sistem Prioritas dan Relokasi
- Pertanian Organik Berkembang, Bupati Kediri Dorong Pemasarannya Melalui Koperasi
“Ini ada 19 karung ukuran 50 kilogram yang dititipkan polisi untuk barang bukti,” ujarnya, Jumat (6/11).
Dibandingkan dengan pupuk NPK bersubsidi, harga pupuk diduga palsu ini lebih mahal. Harga satu karung berisi 50 kilogram NPK bersubsidi dijual oleh distributor resmi sebesar Rp 115 ribu. Sedangkan harga pupuk diduga palsu dengan ukuran yang sama dijual dengan harga Rp 175-190 ribu. Petani terpaksa membeli pupuk tersebut karena mereka membutuhkannya dalam jumlah yang banyak.
BACA JUGA :
- Rumah Kompos, Tekan Ongkos Tanam Petani Cabai di Kebonrojo
- Kelompok Ternak di Kediri Manfaatkan Kotoran Sapi untuk Bahan Bakar Alternatif
- Wujudkan Pertanian Modern, Mentan Amran Demokan Alsintan Canggih di Kediri
Sementara itu, anggota Tim Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida Kabupaten Tulungagung Gatot Rahayu menjelaskan terdapat beberapa perbedaan antara pupuk NPK bersubsidi dan yang diduga palsu ini. Meskipun karung sak yang digunakan sama, namun cara mengemasnya berbeda. Warna karung NPK bersubsdi lebih cerah dibanding yang diduga palsu. Selain itu warna fisik pupuk yang asli juga lebih cerah. Saat dilarutkan ke dalam air warna pupuk palsu tidak pudar, sedangkan pupuk asli warna akan memudar dan cepat larut.
“Saat dicampur air kalau yang asli akan terasa dingin karena terdapat unsur nitrogennya, dan yang palsu tidak ada perubahan suhu airnya,” imbuhnya.
Gatot menerangkan temuan pupuk diduga palsu ini sudah dilaporkan ke pihak berwajib. Mereka juga masih melakukan penyelidikan terkait peredaran pupuk palsu ini. Sejauh ini baru terdapat satu desa yang menggunakan pupuk tersebut. Mereka mengimbau kepada petani untuk berhati hati dalam menggunakan pupuk bersubsidi. (pam/ydk)