Blitar (Jatimsmart.id) – Laskar Tandur Gati yakni sahabat dan relawan Romy Soekarno cucu Presiden Pertama RI memperingati Haul Bung Karno yang ke 53 Tahun dengan cara yang berbeda. Beberapa elemen masyarakat, budayawan, pemuda, petani dan pedagang itu berdoa di Candi Sumberjati atau Candi Simping di Dusun Krajan, Desa Sumberjati Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar.
Candi Simping merupakan tempat perabuan Raden Wijaya raja pertama sekaligus pendiri Kerajaan Majapahit. David Khumaini, kordinator Laskar Tandur Gati menyebut cerita Raden Wijaya mirip dengan kepemimpinan Bung Karno.
“Cerita Raden Wijaya mirip dengan kepemimpinan Bung Karno semasa hidup,hingga kita mengajak masyarakat untuk berdoa di Candi Simping,” David Khumaini, kordinator Laskar Tandur Gati.
Alasan dipilihnya lokasi doa bersama di Candi Simping, karena di Blitar proklamator bukan hanya Bung Karno saja.
“Tapi juga ada proklamator Kerajaan Majapahit, yang juga Raja pertama Kerajaan Majapahit yakni Raden Wijaya. Jadi dalam doa bersama ini, sekaligus mendoakan arwah proklamator Bung Karno juga proklamator Majapahit Raden Wijaya,” ungkap David.
Doa bersama ini digelar saat senja, diawali dengan doa ziarah lokasi perabuan Raden Wijaya yang berada di tengah-tengah candi yang kini tinggal alasnya. Kemudian dilanjutkan dengan tahlil dan ditutup dengan doa untuk almarhum Proklamator Bung Karno.
David Khumaini menambahkan maksud nama Tandur Gati diambil dari bahasa jawa yang berarti Menanam Kebaikan.
“Kita berharap dengan tandur gati bisa memberikan hal positif bagi masyarakat,dengan bentuk kepedulian kepada sesama seperti cita cita perjuangan Bung Karno,” imbuhnya.
Saat disinggung tulisan pada kaos yang dipakai Laskar ‘Tandur Gati’, bertuliskan sedulur (keluarga), sahabat dan relawan Romy Soekarno yaitu cucu Bung Karno. David menambahkan kalau Romy sebagai cucu biologis, sekaligus penerus trah Soekarno.
“Beliau putra sulung dari putri Bung Karno, Rachmawati Soekarnoputri dan Martomo Pariatman Marzuki. Memiliki keseriusan untuk meneruskan cita-cita perjuangan Bung Karno menjadi Penyambung Lidah Rakyat,” tutupnya (tok)