Trenggalek (Jatimsmart.id) – Angka Stunting di Trenggalek masih cukup tinggi. Meski mulai menunjukkan tren penurunan, Ketua TP PKK Kabupaten Trenggalek, Novita Hardini, masih perlu fokus pada penanganan kasus tersebut. Bukan hanya soal perbaikan gizi, menurutnya perlu adanya kesadaran bersama untuk melakukan pencegahan.
“Yang jelas tidak bisa ditanggung oleh satu instansi saja, perlu kerjasama semua pihak untuk penyadaran terhadap masyarakat,” kata Novita dalam kegiatan PKK di Kecamatan Panggul, Kabupaten Trenggalek.
Terkait hal ini, Novita berencana mengumpulkan duta-duta yang ada. Sementara OPD nantinya diminta untuk mensinergikan para duta tersebut untuk memiliki tugas yang jelas untuk turun di masyarakat dengan bekal materi yang bagus untuk disosialisasikan. Baik pada remaja, serta para pelajar, diantaranya mengenai dampak buruk hubungan seks diluar pernikahan.
Baca juga :
“Termasuk menikah itu tidak hanya perkara cinta, melainkan juga terkait dengan tanggung jawab yang harus diemban. Ini yang harus diedukasi oleh teman sebaya, tidak hanya melalui dinas saja,” imbuhnya
Novita mengakui bahwa angka Stunting di Trenggalek masih cukup tinggi. Namun, jumlahnya cenderung menurun dari tahun ke tahun. Termasuk angka kematian pada ibu melahirkan.
“Prioritasnya sekarang bagaimana anak remaja diedukasi untuk tidak menikah dini dan ibu hamil harus selalu dikontrol perkembangannya. Kalau perlu lakukan jemput bola bila ada ibu hami tidak mau memeriksakan kandungannya,” terangnya
Berdasarkan data dari hasil bulan timbang Agustus 2018, di Trenggalek angka Stunting sebanyak 5.578 anak atau 14,98 persen. Sedangkan di tahun 2019, mengalami penurunan menjadi 4.957 anak atau 13,39 persen. (ydk)