Tulungagung (Jatimsmart.id) – Pandemi COVID-19, berimbas pada sepinya usaha hotel dan restoran di Tulungagung. Anjuran social distancing dan physical distancing, membuat tingkat hunian hotel dan konsumen restoran menurun drastis. Beberapa hotel dan restoran terpaksa tutup.
Di Tulungagung, menurut Ketua Badan Pengurus Cabang (BPC) Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Nur Wakidun terdapat 20 hotel dan 180 restoran serta kafe yang terdaftar. Dari jumlah itu, sebanyak 3 hotel dan 5 restoran serta 7 kafe tutup selama masa pandemi COVID-19 ini. Jika biasanya jumlah konsumen mencapai 70 persen per hari, kini hanya tinggal menyisakan 8 persen saja.
“Biaya operasionalnya tinggi sedangkan pemasukan dari konsumen hanya sedikit akhirnya mereka memutuskan tutup sementara waktu,” ujarnya, Jumat (3/4).
Beberapa pemilik hotel dan restoran yang memutuskan tetap buka hanya bisa melayani jasa take away. Untuk tetap bertahan, sejumlah kebijakan di internal mereka berlakukan. Diantaranya membagi jam kerja karyawan, hingga memberikan cuti hingga batas waktu yang belum ditentukan.
“Untuk merumahkan karyawan ini tidak mudah, rata rata mereka sudah berkerja lama dan memiliki keahlian khusus,” imbuhnya.
Dengan kondisi seperti ini, mereka memperkirakan mampu bertahan hingga tiga bulan kedepan. Jika tidak membaik dalam batas waktu tersebut, jumlah hotel dan restoran yang akan tutup dipastikan akan bertambah.
“Untuk itu kami meminta pemerintah bijak dalam mengambil keputusan, kami juga berharap ada kebijakan terkait keringanan pajak maupun lainnya,” pungkasnya. (pam/ydk)