Kediri – Jajanan atau kue kering, kerap dijadikan sebagai pelengkap silaturahmi di momen Lebaran Idul Fitri. Berbagai macam kue ‘wajib’ tersaji diatas meja. Mulai dari tradisional hingga kue dengan beragam varian terbaru.
Opak Gambir, salah satu kue kering tradisional di Kediri, Jawa Timur yang tak pernah ditinggal oleh pecintanya ditengah gempuran kue modern seperti kue coklat, keju, hingga yang kekinian, matcha atau greentea.
Tak pelak, produsennya di Desa Bulu, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri ini mampu menerima pesanan hingga 5 Ton. Meningkat tajam dibanding hari biasa, yang hanya 5 kwintal untuk setiap bulannya.
Nurhayati dibantu anak dan lima karyawannya saat ini tengah mengebut pesanan tersebut, yang datang sejak awal ramadan ini. Mereka bahkan mengaku kwalahan dengan pesanan yang harus diselesaikan sebelum lebaran tiba.
“Alhamdulillah meningkat,” kata Nurhayati sembari mengemas pesanan untuk para konsumennya, Sabtu (25/5/2019).
Saat ini agar seluruh pesanan terpenuhi, Nurhayati memilih menambah jam kerja karyawannya untuk meningkatkan hasil produksi. Di hari biasa para karyawan mulai bekerja pukul 06.30 WIB, hingga 12.00 WIB, kini mereka sudah mulai bekerja pukul 05.30 WIB hingga pukul 16.00 WIB.
Jajanan berbahan campuran tepung tapioka, tepung beras, santan dan gula ini, masih sangat diminati karena cita rasa gurih dan manisnya yang khas.
Ada beberapa macam opak gambir yang diproduksi oleh Nurhayati sejak lebih dari 15 tahun terakhir ini. Berbentuk gulungan dengan gula merah, gulungan dengam ketan hitam, berbentuk contong segitiga dengan gula putih, dan contong warna warni.
Di tengah naiknya harga bahan baku utama tepung tapioka, Nurhayati terpaksa menaikkan harga jual produksinya menjadi Rp. 35 ribu untuk perkilogramnya.
“Kenaikan hanya Rp. 2 ribu – Rp. 3 ribu. Mungkin kalau tidak ada kendala ini, kita bisa lebih dari 5 ton sebulan.” imbuhnya.
Konsumen Nurhayati datang dari masyarakat Kediri dan sekitarnya, yang langsung datang ke rumahnya, juga para sales toko-toko besar di wilayah Nganjuk, Tulungagung, Jombang, hingga Surabaya dan Sidoarjo.
Saat ini, Nurhayati memilih untuk membatasi pesanan. Mereka memilih fokus menyelesaikan semua pesanan, seblum Hari Raya Idul Fitri. Pembeli dapat membeli langsung kerumahnya dengan stok yang masih tersisa. (ydk/sam)
Baca Juga :