Blitar (Jatimsmart.id) – Ditutupnya pantai Serang sejak 22 Maret lalu akibat pandemi Covid-19 berdampak besar bagi masyarakat. Mendapatkan keluhan warga, Komisi IV DPRD Kabupaten Blitar yang membidangi pariwisata melakukan monitoring ke Serang, Kabupaten Blitar.
Pantai Serang yang notabene sebagai kawasan pariwisata, sejak pandemi Covid-19 menyebabkan PAD yang dihasilkan untuk Kabupaten Blitar menurun. Dampak lainnya, terhadap ekonomi para pedagang disekitar Pantai Serang.
Sariati, Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Blitar menyampaikan, ingin mengetahi terkait persiapan new normal, apa yang perlu dipersiapkan panitia Pantai Serang dalam mengahadapi pengunjung di tengah Pandemi saat ini.
“Kita ingin mengetahui sejauhmana persiapan Pantai Serang, dalam mengahadapi pengunjung Pantai Serang di tengah pandemi saat ini. Mengingat pengunjung sering melanggar protokol kesehatan,” Kata Sariati.
Sementara itu, Kepala Desa Serang, Handoko menyampaikan untuk mengantisipasi ketidakpatuhan pengunjung, di bibir pantai di sediakan pusat informasi dan ada petugas yang akan terus mengingatkan pengunjung. Selain itu, selalu ada Petugas gabungan dari Koramil atau Polsek yang memantau walaupun setiap sabtu minggu. Dan setiap minggu selalu ada evaluasi di warung yang tidak menerapkan protokol kesehatan dan nantinya akan diberi sanksi.
“Kita akan evaluasi setiap minggu juga untuk mengetahu hal-hal apa yang masih perlu ada penertiban. Selain itu jika di warung yang tidak menerapkan protokol kesehatan dan nantinya akan diberi sanksi,” Kata Handoko.
Sementara dalam kesempatan itu anggota Komisi IV Hj. Anik Wahjuningsih, ST, M.Si juga menyampaikan keingintahuannya terkait penggunaan Dana Desa dan Alokasi Dana Desa dalam penanganan Covid-19. Karena situasi saat ini sudah masuk tahap kedua dalam penyampaian bantuan sosial Covid-19.
“Seharusnya sudah ada sinkronisasi data dari desa dengan pemerintah sehingga sudah tepat sasaran. Apakah hal tersebut sudah terjadi di desa Serang?,” ungkapnya
Menanggapi pertanyaan tersebut, Handoko menyampaikan, bahwa anggaran untuk penanganan Covid-19 ada 2 kegiatan dari Dana Desa. Desa Serang membentuk tim relawan gugus desa yang anggota hampir 200 orang lebih. Untuk dikawasan desa, ada pos jaga yang siap selama 24 jam.
“Dana desa yang digunakan untuk belanja, hanya diperuntukkan untuk belanja kebutuhan seperti tempat cuci tangan, handsanitizer, desinfektan,dll. Jika ada baliho peringatan untuk pengunjung, itu dari relawan mandiri,” ungkapnya.
Handoko menambahkan untuk bantuan sosial yang berasal dari Dana Desa, anggaran sekitar 800 juta untuk penanganan Covid-19. Sekitar 240 juta habis untuk penanganan Covid-19, ada 143 KK untuk di tahap kedua. Rencananya minggu depan sudah memasuki tahap ketiga penyaluran Bansos.
“Rencananya untuk minggu depan akan memasuki bantuan tahap ketiga penyaluran Bansos. Untuk tahap ketiga, diusahakan bantuan tidak boleh dobel, karena tahap kedua sudah pemberbaruan data penerima,” tutur Handoko. (tok/jek)