Kediri (Jatimsmart.id) – Badan Pusat Statistik menyebut Kota Kediri mengalami deflasi pada Juli 2021 sebesar 0,08 persen atau penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,13 pada Juni 2021 menjadi 106,05 pada Juli 2021. Angka tersebut tertinggi di Jawa Timur, setelah Jember dengan angka 0,05 persen. Sementara 6 kota IHK lainnya, mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sumenep sebesar 0,42 persen.
Berdasarkan pemantauan BPS Kota Kediri, dari 11 kelompok pengeluaran, 2 kelompok mendorong deflasi. Masing-masing kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan deflasi sebesar 0,20 persen serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan deflasi sebesar 0,40 persen.
“Komoditas yang menyebabkan deflasi pada Juli 2021 diantaranya gula pasir, jagung manis, terong, kembang kol, tahu mentah, emas perhiasan, cabai merah, telur ayam ras, beras dan daging ayam ras,” kata Lilik Wibawati, Kepala BPS Kota Kediri, melalui rilis resmi yang diterima redaksi, Senin 2 Agustus 2021.
Sedangkan kelompok pakaian dan alas kaki, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar, kelompok kesehatan, kelompok transportasi, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya, kelompok pendidikan serta kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran stabil.
Hanya kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang mengalami inflasi. Masing-masing 0,04 persen dan 0,01 persen.
“Beberapa komoditas utama yang mendorong inflasi pada Juli 2021, antara lain cabai rawit, kangkung, kacang panjang, makanan ringan atau snack, bawang merah, sawi hijau, rokok kretek filter, oyong/gambas/bestru/emes, udang basah dan daun bawang,” lanjutnya.
Sedangkan tingkat inflasi tahun year to date kalender Juli 2021 sebesar 0,65 persen dan tingkat inflasi year on year tahunan (Juli 2021 terhadap Juli 2020) sebesar 1,49 persen. (*)