Kediri (Jatimsmart.id) – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur mengirimkan Tim Psikolog untuk pemulihan psikologi Shalfa Avrila Sania , atlet Senam Artistik yang sebelumnya dicoret dari Pelatnas SEA Games 2019 Filipina di Gresik, Jawa Timur beberapa waktu lalu. Tim akan terus melakukan pendampingan hingga kondisi Shalfa kembali pulih.
Pendampingan atau upaya pemulihan Shalfa Avrila Sania, dilakukan Tim Psikolog KONI Jawa Timur secara tertutup di rumahnya, di Kelurahan Bandar Lor, Kecamatan Mojoroto Kota Kediri, Rabu (4/12).
Hal ini dilakukan untuk mengembalikan semangat peraih 49 medali tersebut. Selain memulihkan psikologi Shalfa, tim fokus pada upaya pengembalian Shalfa pada performa terbaiknya.
Baca juga :
- Viral Video Wali Kota Kediri Usir Utusan Dispora dan KONI Jatim, Ini Penjelasannya
- Kecam Tudingan Soal Keperawanan, Walikota Kediri Pulangkan Shalfa Avrila
“Kita berfokus bagaimana atlet berada pada performa terbaiknya. Hari ini kita memastkan itu, tujuannya itu,” kata Rahardian, Tim Psikolog KONI Jatim.
Lebih lanjut, menurut Rahardian, pihaknya akan melakukan rapat pembahasan mengenai hasil interview di hari pertama ini untuk menentukan penanganan lanjutan. Nantinya, pendampingan akan terus dilakukan hingga kondisi Shalfa benar-benar kembali pulih.
Sementara itu Kuasa Hukum keluarga Shalfa, menyambut baik adanya pendampingan sebagai tindak lanjut dari pertemuan dengan Gubernur Jawa Timur , Khofifah Indar Parawansa, Senin lalu. Namun demikian, Imam Muklas berharap proses pendampingan tersebut dilakukan dengan didukung oleh bukti berupa audio visual. Agar dapat menjamin validitas data. Sehingga tidak terkesan sepihak .
Baca juga :
- Nasib Atlet Senam Sea Games dari Kediri, Dituduh Tak Perawan dan Dipulangkan Paksa
- Tanggapi Penjelasan Kemenpora, Keluarga Shalfa Siap Beberkan Bukti
“Prinsip dari kami tim Kuasa Hukum, dimonitor dari Kiai sepuh di Kota Kediri, khususnya Wali Kota Kediri. Bahwa pendampingan psikologi harus mengarah pada akar rumput. Tadi kita sudah sempat berdiskusi agar bagaimana kalau itu dilakukan dengan dikasih audio visual, perekaman atau data bergambar. intinya itu bisa menjamin validitas data,” kata Imam.
“Kami berharap jangan sampai ada isu berkembang tidak baik,” imbuhnya
Sementara itu, saat ini Shalfa telah kembali ke Kota Kediri. Ia tengah menunggu proses administrasi perpindahan sekolah dari SMA 1 Kebomas Gresik ke Kota Kediri yang tengah diupayakan oleh Pemerintah Kota Kediri. Demi keberlangsungan pendidikannya. (ydk)