Trenggalek – Puncak prosesi peringatan Hari Jadi Trenggalek ke-825 digelar oleh Pemerintah Kabupaten Trenggalek. Ribuan masyarakat rela menunggu di ruas-ruas jalan protokol, untuk menyaksikan kirab atau arak-arak pusaka dan tumpeng setinggi 2 meter yang menjadi bagian dari prosesi ini. Berbeda dengan prosesi tahun lalu, nuansa adat keraton Ngayogyakarta, sangat terasa. Dengan para pesertanya mengenakan pakaian lengkap dengan atributnya.
Setelah rangkaian prosesi usai, masyarakat langsung berebut tumpeng yang berisi nasi kuning dan aneka lauk pauk. Wartini, salah seorang warga yang ikut berebut mengaku ingin mendapatkan berkah dari tumpeng ini.
“Ikut makan tumpeng ini dipercaya bisa mendatangkan berkah tersendiri, untuk itu saya selalu ikut setiap tahunnya,” katanya, usai peringatan Hari Jadi Trenggalek, Sabtu (31/8/2019).
baca juga : Tradisi Manusuk Sima, Napak Tilas Sejarah Kota Kediri
Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin berharap peringatan Hari Jadi Trenggalek tahun ini bisa menjadi tonggak kemajuan daerahnya. Menurutnya beberapa benda yang ikut diarak mempunyai makna filosofi tersendiri. Tumpeng nasi kuning bermakna agar masyarakat sejahtera dan makmur serta tidak kekurangan pangan. Sedangkan air dari 14 sumber yang dimasukkan dalam kendi bermakna agar masyarakat di 14 Kecamatan tidak kekurangan air.
“Tadi kita juga membagikan pupuk cair ke petani, tujuannya 60 persen masyarakat kita yang merupakan petani ini bisa sejahtera,” ungkapnya.
baca juga : Gelaran Kediri Nite Carnival 2019 Memukau Ribuan Warga
Lebih lanjut, menurut Cak Ipin kemajuan ekonomi masyarakat menjadi salah satu fokus pembangunan kedepan. Menurut Cak Ipin saat ini poros ekonomi sudah waktunya untuk kawasan pesisir selatan. Adanya pembangunan Jalur Lintas Selatan merupakan salah satu pintunya.
“Kerjasama antara daerah wilayah pesisir selatan diharap mampu mendongkrak ekonomi masyarakat. Saatnya ekonomi masyarakat pesisir selatan untuk maju,” pungkasnya. (pam/ydk)