Tulungagung – Belasan pekerja jasa usaha perahu tambang sungai brantas di Tulungagung, terancam kehilangan mata pencaharian. Ini terjadi semenjak difungsikannya Jembatan Ngujang Dua. Penggunanya menurut Mohammad Ryan, saat ini telah menurun drastis 50 hingga 70 persen.
Jembatan Ngujang Dua ini menghubungkan wilayah Kecamatan Kedungwaru di sisi selatan Sungai Brantas, dengan Kecamatan Ngantru di sisi utara.
“sebelumnya setiap hari rata-rata ada 100 pemotor yang menyeberang, saat ini hanya tinggal 30-50 pemotor saja,”
Sedikitnya terdapat tiga perahu penyeberangan yang selama ini beroperasi dalam radius 1 Kilometer dari lokasi Jembatan Ngujang Dua. Jumlah pekerja di masing-masing perahu ini bervariasi, antara empat hingga lima orang.
Dengan tarif menyeberang sebesar Rp. 2000 untuk sepeda motor, sebagian warga masih memilih menggunakan jasa perahu penyeberangan ini, karena dinilai lebih efisien. dimana jika lewat jembatan, mereka harus memutar sejauh 3-4 Kilometer.
“Meskipun semakin sepi, kita (penambang perahu) akan tetap beroperasi, selama masih ada warga yang ingin memanfaatkannya,” imbuhnya
Sementara itu pembangunan Jembatan Ngujang Dua ini diharapkan mampu memecah konsentrasi kendaraan, yang menumpuk di Jembatan Ngujang Satu. Pasalnya, selama ini sering terjadi kemacetan di jembatan tersebut. (ydk/sam)