Blitar (Jatimsmart.id) – Choiruhman (31) warga Desa Kebonsari Kecamatan Garum Kabupaten Blitar, menjadi korban bullying berupa pencatutan nama di media sosial Facebook. Kejadian tersebut berawal ketika pengusaha emas ini dimintai copy identitas oleh seorang yang akan membeli anak ayam, dari Pekalongan pada awal 2019 lalu.
“Bisnis utama saya sebenarnya jual beli perhiasan emas, kemudian mencoba bidang lain khutuk atau anak ayam,” tutur Ruhman kepada wartawan, Jumat (6/3).
Dijelaskan Ruhman beberapa hari setelah dimintai foto copy identitas berupa KTP dan SIM itulah, muncul akun FB foto profil dan identitasnya.
“Awalnya muncul 2 akun, untuk melakukan aksi penipuan menjual anak ayam, bebek dan mentok dan lainnya,” jelasnya.
Ruhman mengetahui pencatutan namanya itu dari temannya. Setelah ada 2 akun, dilaporkan ke admin FB kemudian di non aktifkan.
“Muncul lagi 2 akun, sama memakai foto profil dan identitas KTP saya. Tapi nomer rekening dan nomer handphonenya berbeda dengan punya saya,” ungkapnya.
Semakin maju usaha anak ayam yang baru dirintisnya selama 6 bulan itu, semakin banyak akun palsu yang memakai foto dan identitasnya.
“Saya sampai malu keluar rumah, karena akun palsu yang menggunakan identitas saya itu diunggah ke group dan dikomentari ratusan orang,” paparnya.
Karena saat itu, Ruhman mengaku setiap 3 hari sekali mengirim anak ayam ke luar kota 1 truk berisi 250 kotak atau senilai Rp 65 jutaan. Sebulan ia bisa sampai 10 kali kirim.
Tapi semakin banyak juga akun palsu yang menggunakan identitasnya, hingga Ruhman sampai putus asa dan beberapa kali kepikiran akan bunuh diri.
“Sudah saya siapkan Baygonnya, tapi melihat anak dan istri tidak tega meninggalkannya. Ini beberapa kali terjadi,” akunya.
Karena semakin banyak yang menggunakan akun atas nama Ruhman, akhirnya pertengahan puasa 2019 lalu atau Juni 2019 lalu, Ruhman membuat laporan ke Polres Bltar, tapi belum ada tindaklanjut.
“Saya benar-benar down, dan malu dituduh penipu pembohong, 2 bulan saya tidak bekerja hanya makan tidur,” keluhnya.
Bahkan jumlah akun palsu yang mengatasnakaman Ruhman, mencapai belasan jumlahnya.
“Terakhir yang sudah di bakar (dinonaktifkan) oleh Tim Gasak Penipu Online sudah 15 akun, terakhir muncul lagi pada 2 Maret ini ada 3 akun,” pungkas Ruhman sambil mengaku kapok membuka FB, karena trauma dengan kejadian yang dialaminya.
Sementara itu pihak Polres Blitar melalui Kasubag Humas, Kompol Misdi ketika dikonfirmasi mengenai laporan Ruhman menyatakan akan mengecek.
“Mohon waktu akan kami cek dulu ke Satreskrim, sejauh mana prosesnya,” jawab Kompol Misdi. (tok)