Surabaya (Jatimsmart.id) – Nahdlatul Ulama memasuki usianya yang ke 95. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parasansa menyebut bahwa kini NU telah menjadi organisasi yang semakin matang secara pemikiran, peran dan juga kontribusinya di tengah umat dan masyarakat.
BACA JUGA:
- Kedisiplinan Santri Jadi Kunci Pencegahan COVID-19 di Pondok Pesantren
- Pandemi COVID-19, Ribuan Santri Ponpes Lirboyo Dipulangkan
- Kehangatan di Kota Santri, Jombang
Baginya, NU tidak semata-mata menegakkan syiar agama Islam dan akidah Aswaja. Ada spirit nasionalisme. Semangat mewujudkan kemandirian ekonomi sebagai bekal untuk melawan kolonialisme.
“Semangatnya NU ini lengkap. Motivasi agama dan mempertahankan akidah Aswaja diwujudkan dengan banyaknya pesantren dan lembaga pendidikan berbasis agama. Motivasi ini masih relevan hingga sekarang. NU melahirkan banyak intelektual Muslim di Indonesia,” kata Khofifah.
NU juga berperan aktif dalam motivasi membangun nasionalisme yang diwujudkan dengan komitmen kebangsaan yang kuat. Pasalnya, lahirnya NU tidak lepas dari rasa kebersamaan untuk melawan pejajah. Para Kiai sepuh yang memiliki fundamental pada pemahaman Aswaja mewarnai perjalanan menuju kemerdekaan.
“Komitmen kebangsaan dengan mengajak umat untuk bangkit melawan kolonial waktu itu. Semangat juang menggelora pada tubuh organisasi ini. Salah satunya dibuktikan dengan adanya Resolusi Jihad pada Oktober 1926. Semua itu selaras dengan tema besar Harlah NU, tahun ini. Yaitu Khidmah NU : Menyebarkan Aswaja dan Meneguhkan Komitmen Kebangsaan,” tandasnya.
BACA JUGA:
- Peringati HSN 2019 di PWNU Jatim, Ma’ruf Amin Ajak Santri Jaga NKRI
- Hari Santri Nasional 2019, Bupati Blitar Ajak Ribuan Santri Jaga Perdamaian Dunia
- Empat Warga Puncu Dirawat di RSUD Kediri, Akibat Letusan Balon Hari Santri
Khofifah berharap ribuan santri NU dapat menjadi pioneer untuk bangkit mengaplikasikan komitmen kebangsaan dan menjadi pemimpin bangsa. Mewujudkan motivasi NU untukk membangun nasionalisme. (*)