Kediri (Jatimsmart.id) – Command Center, salah satu ruangan di lingkungan Balai Kota Kediri yang kini menjadi pusat data dan informasi terkait tanggapi COVID-19 sangat sibuk akhir-akhir ini. Sebuah layar besar yang terdiri dari 8 panel LED menampilkan grafik terkini situasi penanganan virus tersebut di Kota Kediri.
Telepon berdering setiap saat, dan sebuah aplikasi media monitoring terus menampilkan berita terbaru. Disinilah 9 petugas secara bergantian menunggu aduan di Call Center. Baik menerima telepon atau menjawab teks di aplikasi WhatsApp. Mereka bekerja 24 jam dan 7 hari penuh tanpa terkecuali.
Sejak Senin, 16 Maret 2020, Pemerintah Kota Kediri membentuk Media Center Tanggap COVID-19 sebagai bagian dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan virus tersebut untuk memberikan edukasi kepada masyarakat. Juga untuk menanggapi aduan.
Bertugas di media center bukan perkara mudah. Berondongan pertanyaan tak henti menghujani petugas. Ada beragam pertanyaan yang masuk, dari yang paling umum tentang ciri-ciri awal indikasi corona, kegiatan keagamaan yang ingin diselenggarakan masyarakat, hingga penyelenggaraan resepsi pernikahan yang diimbau untuk ditunda. Begitu banyak cerita yang dialami para petugas.
Erna Agustini, Kepala Sesi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Kediri menceritakan kisahnya menjadi petugas jaga Media Center. Ia merasa senang menjadi salah satu orang yang dipercayai untuk mengambil peran sebagai penyampai informasi pencegahan persebaran corona.
“Dari balik telepon Media Center, Erna menerima beberapa pertanyaan yang unik. Ada penelepon yang mau mantu (resepsi pernikahan) minta dibantu mikir. Sudah terlanjur sebar undangan, ayamnya sudah digoreng mau dipakai nonjok gitu, terus juga sudah di DP tempatnya. Kita itu juga disuruh ikut mikir, itu yang lucu,” katanya.
“Ada juga anak-anak yang pengen pulang kesini tapi mau sembunyi-sembunyi mau masuk Kota Kediri karena kuatirnya kalau masuk Kota Kediri bakal di karantina 2 minggu, seperti itu,” tambahnya.
Merespon beberapa pertanyaan tersebut, penanya diberikan informasi dengan baik agar tidak melakukan kegiatan pengumpulan massa dan tidak melakukan mobilisasi selama 14 hari penanganan corona. Namun dari sekian banyak penanya, ada satu penanya yang sedikit membuat Erna geram. Pasalnya ada orang yang merasa paling tahu mengatakan jika corona sama seperti flu biasa.
“Si penelpon berkata corona ini kan seperti flu biasa, toh kita selama ini juga sakit flu biasa gitu. Dan menganggap berita yang heboh ini sesuatu yang biasa aja. Padahal kita disini sampai kayak begini, dia mengentengkannya. Ada yang maido, kok Kota Kediri tenang-tenang aja ya. Ya udah tak kirimi semua kegiatan sampai nanti mungkin hpnya kalau di download jadi penuh. Saya berharap masyarakat Kota Kediri bekerjasama mengikuti apa yang diimbaukannya Pak Wali (Abdullah Abu Bakar),” jelasnya.
Sementara itu Umi Nasrul Habibah, Kepala Sesi Infrastruktur Jaringan Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Kediri yang pada Kamis (19/3) mendapat giliran shift jaga di Media Center Kota Kediri. Ia menjelaskan jika kesiapan petugas ready on call 24 jam. Lalu, untuk beberapa warga yang menanyakan terkait resepsi pernikahan dan kegiatan lain, ia menyarankan sebaiknya tidak dilaksanakan atau ditunda terlebih dahulu.
“Kita sesuai aturan Pemerintah Pusat dan juga dari Pemkot Kediri sebaiknya kita tunda atau tidak mengadakan acara resepsi untuk pernikahan dahulu,” ujarnya.
Tak jauh berbeda, Rizki, salah satu staf Dinas Komunikasi dan Informatika yang biasanya di setiap akhir pekan pergi memancing bersama dengan teman-temannya, dalam dua pekan kedepan rutinitas ini pun ditinggalkannya.
“Alhamdulillah untuk suka dukanya, kalau biasanya saya weekend pergi memancing bersama temen-temen, ya sekarang dimaklumi lah ditunda dahulu. Ini juga acara kemanusiaan, lagian kalau mau mancing ya tempatnya sudah di tutup semua,” ujarnya.
Dalam setiap shift jaga Media Center, tenaga medis yang ada di Kota Kediri juga dilibatkan. Salah satunya adalah dr. Kamal dari Rumah Sakit Baptis. Sebagai bagian dari Media Center, ia merasa senang bisa mengetahui informasi hal-hal non medis yang sudah dilakukan Pemerintah Kota Kediri dalam masa penanganan persebaran virus corona. Seperti penutupan tempat hiburan, penyemprotan desinfektan di berbagai titik fasilitas umum hingga aturan pemerintah tentang kegiatan masyarakat dalam masa penanganan corona ini.
“Disini saya juga jadi tahu beberapa hal diluar dunia medis seperti tidak bisa menggelar acara pernikahan dan juga hal-hal yang lainnya,” ujarnya.
dr. Kamal dalam kesempatan ini juga memberikan beberapa saran kepada masyarakat Kota Kediri mengenai corona. Masyarakat dihimbau untuk mengurangi aktifitas di luar rumah, kurangi kontak dengan orang lain, minum vitamin, istirahat yang cukup agar sistem imun tetap dalam kondisi baik. Harapannya dalam 14 hari kedepan Kota Kediri tidak ada masyarakat yang terinfeksi virus corona dan semuanya bisa selesai dalam waktu dekat.
Semua kegiatan yang dilakukan setiap petugas jaga dilakukan dengan tidak jauh dari Media Center. Kegiatan rutin seperti beribadah, makan hingga kebutuhan ke kamar mandi dilakukan tidak jauh dari Media Center dan bergantian. Ini dilakukan agar Media Center selalu sigap dalam memberikan layanan informasi kepada seluruh masyarakat Kota Kediri maupun luar Kota Kediri yang menghubungi Media Center. (ydk/jek)