Kediri (Jatimsmart.id) – Kepala Pelaksana BPBD Prov Jatim, Budi Santosa, mengatakan, di lokasi dampak erupsi, terpantau sinyal komunikasi tidak ada dikarenakan gangguan listrik. Semua Desa terdampak di Kec. Pronojiwo bisa diakses kecuali sisi Utara Curah Kobokan.
BACA JUGA:
- Gerak Cepat, Pagi Ini Mas Dhito Kirimkan Bantuan Korban Erupsi Semeru
- Tim SAR Gabungan Kerahkan 3 SRU untuk Cari Warga yang Hilang Pasca Erupsi Semeru
- Semeru Erupsi, BPBD Lumajang Siapkan Evakuasi Warga
Lebih lanjut dikatakannya, didirikan pula dapur umum dari Dinsos/TAGANA yang berkapasitas sebanyak 2500 bungkus sekali masak, Galena 500 bungkus, PMI 1500 bungkus. Beberapa kendala juga terjadi, diantaranya; kesulitan mencari gas, kertas bungkus, lauk pauk dan sayur.
Saat ini pemerintah setempat berfokus untuk memenuhi kebutuhan dasar, pelayanan kesehatan, pemutakhiran data pengungsi dan data orang hilang serta pembersihan aksea jalan. “Upaya keamanan di sekitar lokasi putusnya Jembatan Gladak Perak sudah dilaksanakan dengan memblokir akses dengan alat berat,” katanya.
BACA JUGA:
- Pemkab Kediri Gelar Simulasi Penanggulangan Erupsi Kelud
- Gunung Raung Erupsi, Jalur Pendakian di Tutup
- Pantau Dampak Erupsi Semeru, Risma Temui Bupati Lumajang
Sebagai informasi, di Kec. Pronojiwo daerah yang terdampak meliputi Ds. Pronojiwo, Ds. Oro-oro Ombo, Ds. Sumberurip, Dsn. Curah Kobokan, dan Ds. Supiturang. Sementara jumlah pengungsi masih dalam pendataan, di Kecamatan Pronojiwo jumlah pengungsi sebanyak 305 jiwa. Tempat pengungsian di SDN Supiturang 04 sekitar 80 jiwa, Masjid Baitul Jadid Dsn. Supiturang sekitar 50 jiwa, SDN Oro Oro Ombo 3, sekitar 20 jiwa, SDN Oro Oro Ombo 2 , sekitar 35 jiwa, Masjid Pemukiman Dsn. Kampung Renteng Ds. Oro Ombo sekitar 20 jiwa, Balai Ds. Oro Oro Ombo sekitar 40 jiwa, Balai Ds. Sumberurip sekitar 25 jiwa, dan di SDN Sumberurip 2, sekitar 25 jiwa.