Kediri – Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Tipe Madya Cukai Kediri menindak sedikitnya 62 potensi kerugian negara dengan nilai Rp. 197.472.564 selama 2018 kemarin.
Dari kasus tersebut, Bidang Pengawasan Bea Cukai mengamankan ribuan batang rokok dan liquid dari rokok elektrik polos atau tanpa dilengkapi pita cukai dari operasi pasar. Petugas juga menyita sex toys, yang merupakan barang kiriman melalui kantor pos.
“Tahun ini memang untuk penindakan dari sisi jumlah merosot atau menurun ya, tapi bukan karena petugas kita yang kurang nangkepnya. Bisa jadi karena program sosialisasi dari kita, dari rekan-rekan sosialisasi berhasil sehingga menyadarkan masyarakat untuk bekerja lebih baik,” kata Suryana, Kepala Bea Cukai Kediri dalam rilis capaian kinerja di Kantornya. Rabu (13/02/2019).
Sementara itu untuk penerimaan Bea Cukai Kediri di tahun 2018 dalam perannya sebagai Revenue Collector ditingkat kantor Vertical DJBC, telah berhasil menghimpun penerimaan sebesar Rp. 18,48 triliun atau 103,01% dari target yang ditetapkan sebesar Rp. 17,94 triliun. Hal ini mengakibatkan pertumbuhan penerimaan sebesar 8,86% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Penerimaan kantor Bea Cukai Kediri ini adalah 8,9% dari total penerimaan Bea Cukai dalam skala nasional yang berasal dari sektor bea masuk sebesar Rp. 8,85 milyar atau 121,24% dari target Rp. 7,3 milyar dan cukai sebesar Rp.18,47 triliun atau 103% dari target Rp.17,93 triliun. Sektor Cukai sendiri ada 3 pos penerimaan yakni, cukai hasil tembakau, cukai etil alkohol dan cukai lainya.
Lebih rinci pihaknya menyebut untuk hasil tembakau (HT) sebesar Rp.18,46 triliun atau 103,34% dari target Rp.17,87 triliun, Etil Alkohol (EA) sebesar Rp.4,1 milyar atau 66,32% dari target Rp.6,18 milyar; dan hasil cukai lainnya sebesar Rp 577,67 juta.
Sementara itu untuk menjawab tantangan di tahun 2019 yang semakin menantang dan berat, Bea Cukai Kediri menyiapkan beberapa program kerja dalam peningkatan pelayanan dan pengawasan Antara lain, optimalisasi kualitas pelayanan melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan pegawai. Serta mengoptimalkan penerimaan melalui kegiatan Focus Group Discussion secara berkala dengan pengusaha pabrik hasil tembakau daiam rangka merealisasikan target yang ditetapkan. (ydk/sam)