Bogor – Pemungutan suara Pemilu serentak 2019 rampung dilaksanakan, Rabu 17 April 2019 kemarin. Namun ternyata, pesta demokrasi ini harus memakan korban. Puluhan anggota Kelompok Penyelanggara Pemungutan Suara (KPPS) meninggal dunia di sejumlah daerah di Indonesia.
Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman mengaku ikut berdosa lantaran turut andil dalam memutuskan untuk pemilihan umum (Pemilu) 2019 ini dilakukan secara serentak.
“Saya merasa ikut berdosa, karena saya ikut memutuskan. Karena kalau tidak salah sudah ada 45 orang petugas KPPS dan Polisi meninggal dunia,” kata Anwar Usman saat membuka Program Peningkatan Pemahaman Hak Konstitusional Warga Negara Bagi Wartawan Se-Indonesia di Cisarua Bogor.
Lebih lanjut menurut Anwar, alasannya MK memutuskan pemilu serentak kali ini adalah efisiensi waktu dan anggaran. Namun, ia mengaku dalam pelaksanaannya, anggaran pemilu ternyata lebih besar dari perkiraan awal.
Baca Juga : KPU Usulkan Tim Medis untuk KPPS yang Kelelahan Paska Pemilu
Ia pun tak memungkiri bahwa penyelenggaraan Pesta Demokrasi ini merupakan yang tersulit di dunia. Dengan jumlah pemilih 192 juta orang lebih yang tersebar di tiga zona waktu, dan dilakukan dengan cepat, hanya 6 jam.
“Saya begitu pulang dari TPS, ternyata sadar betapa sulitnya Pemilu. Tapi putusan hakim MK pun bukan firman Tuhan, konstitusi saja bisa diamandemen,” tambahnya.
Dari pengalaman pribadinya itu, Anwar mengaku kesulitan dalam memilih saat memasuki bilik Tempat Pemungutan Suara (TPS) di TPS tempatnya memilih yakni Tangerang Selatan. Pasalnya, terlalu banyak surat suara yang harus dipilih dalam pemilu serentak yang mengukir sejarah baru ini.
Ia mengaku tak ingin menyesali keputusan yang telah terlanjur dibuat dan dilaksanakan tersebut. Namum dirinya sependapat dengan gagasan untuk mengevaluasi Pemilu serentak ini.
Sementara itu meski mengaku siap, namun pihaknya berharap Pemilihan Presiden kali ini tak bermuara ke MK. Ia juga berharap seluruh pihak dapat menerima keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait hasil pemilu pada 22 Mei mendatang.
Sementara itu untuk diketahui, jumlah petugas KPPS yang meninggal dunia terbaru dilaporkan mencapai 90 orang. Selain itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) mencatat sebanyak 374 petugas KPPS yang tersebar di 19 provinsi jatuh sakit. Mereka diduga kelelahan usai bertugas melakukan penghitungan dan rekapitulasi suara pemilu. (ydk/sam)
Baca Juga :
- Nama Caleg Terpilih Bersliweran di Medsos, DPC PPP Kota Kediri Minta Semua Parpol Bijak
- Jumlah Partisipasi Pemilih Pemilu 2019 di Jawa Timur Meningkat
- Petugas Bersenjata Jaga Ketat Kotak Suara di Tingkat Kecamatan