Kediri (Jatimsmart.id) – Guna mencegah bencana hidrometeorologi, sejumlah pegiat lingkungan bersama masyarakat melakukan konservasi di Sumber Air Kajar di Desa Kalipang, Kecamatan Grogol, Kabupaten Kediri. Mereka melakukan penanaman 200 pohon di sekitar sumber mata air yang selama ini mencukupi kebutuhan warga.
BACA JUGA:
- Relawan GNDP Tanam Ribuan Pohon di Alas Simpenan
- Sambut HUT Polwan Ke 72, Polres Blitar Sebar Benih Ikan dan Tanam Bibit Pohon
- Bupati Kediri Tanam Ratusan Bibit Pohon di Lereng Gunung Kelud
“Sekian kalinya kita bersinergi dengan masyarakat melakukan perlindungan atau konservasi mata air dengan cara menanam. Sebagaimana kita ketahui, saat ini di seluruh Indonesia telah terjadi bencana hidrometeorologi, karena tidak ada perlindungan di hulu atau atas. Kami sadar Wilis Lestari tidak bisa merubah keseluruhan di lereng Wilis ini, tetapi setidaknya ada contoh-contoh baik, praktek-praktek baik upaya konservasi seperti di Desa Kalipang ini,” kata Budiman Wijanarko, Ketua Komunitas Wilis Lestari Kediri.
Kegiatan ini untuk yang kesekian kalinya dilakukan oleh Komunitas Wilis Lestari Kediri. Setidaknya menjawab rencana strategis yang sudah tertuang terkait upaya konservasi hutan bersama 70-an warga Dusun Kajar,dengan tanaman 200 pohon ditanam di sekitar sumber air dengan jarak 6 kilometer dari lokasi pemukiman Kajar,” imbuh Budiman.
Terpisah, Fasilitator Tim Siaga Bencana Daerah (TSBD) BPBD Kabupaten Kediri Khamid berharap, aksi kepedulian terhadap lingkungan tersebut dapat bermanfaat untuk masa sekarang dan anak cucu kelak. Untuk itu, dirinya terus mengajak masyarakat bersinergi dalam melakukan upaya konservasi terhadap lingkungan.
BACA JUGA:
- Tanam 2.000 Pohon, Polres Blitar Ajak Masyarakat Bersama Menjaga Lingkungan
- Bupati Kediri, Haryanti Galakkan Gerakan Tanam Pohon
- Polres Blitar Kota Tanam 1000 Pohon di Hutan Maliran
“Pada pagi hari ini Alhamdulillah kita bisa melakukan kegiatan tanam. Kegiatan konservasi di area sumber. Ini adalah upaya untuk mencegah bencana hidrometeorologi. Yaitu, saat hujan terjadi bencana banjir dan saat kemarau, terjadi kekeringan. Meskipun di musim kemarau, sumber mata air tetap lancar/stabil. Saya yakin 5-10 tahun kedepan ini bermanfaat. Kalau tidak memulai dari sekarang, maka berbahaya bagi anak cucu kita,” ungkap Khamid. (ad/adv/kominfo)