Kediri (Jatimsmart.id) – Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyoroti bantuan pemerintah terkait penanganan Covid-19. Berdasarkan laporan dari tim pemantau Kemenko PMK banyak alat yang belum difungsikan. Untuk itulah ia langsung mengecek kebenarannya di sejumlah rumah sakit yang ada di daerah, salah satunya di Kediri.
“Saya akan melihat bantuan pemerintah khususnya untuk Polymerase Chain Reaction (PCR), kita pastikan telah digunakan betul atau belum, karena kenyataannya banyak sekali bantuan dari pemerintah belum dioperasikan di rumah sakit. Ini yang menyebabkan penanganan Covid-19 tersendat. Padahal kebijakan pemerintah untuk segera mempercepat distribusi alat-alat kesehatan yang berkaitan erat dengan masalah Covid-19, misalnya ventilator, APD dan laboratorium untuk PCR. Sebenarnya sudah disebar dan sangat banyak merata tapi ternyata berdasarkan laporan dari tim pemantau kemenko PMK banyak yang belum difungsikan,” jelas Menko PMK Muhadjir Effendy. Sabtu (19/9).
Menurut Muhadjir, alasan tersendat untuk PCR karena laboratoriumnya belum memiliki tenaga laboratorium. Selain itu, kendala bahan Reagen yang habis. Padahal Muhadjir telah berulang kali berpesan pada Kemenkes agar jangan sampai kehabisan bahan Reagen tersebut.
“Misal untuk PCR itu karena laboratorium belum ada tenaga labnya, kalaupun ada harus mengikuti pelatihan, untuk menginstal itu juga belum ada jadi masih menunggu tenaga ahli. Yang lain kemudian juga bahan habis yang kadang-kadang juga menjadi kendala karena untuk mengoperasikan PCR itu harus ada namanya Reagen ekstraksi. Nah, bahan habis dipakai kadang kita telat,” imbuh mantan Menteri Pendidikan ini.
Sejak dirinya menjadi ketua tim pengarah Covid-19 telah dilakukan serangkaian terobosan untuk berperang melawan penyakit ini. Salah satunya adalah melatih mahasiswa S-2 yang membidangi Mikrobiologi dan memanfaatkan laboratorium kampus untuk digunakan dalam penelitian dan menguji spesimen penderita Covid-19.
“Pada dasarnya kita (pemerintah) upayakan pengadaan fasilitas secara besar besaran, cuman untuk pemanfaatan harus cek dilapangan. Untuk semua kabupaten kota tidak ada satupun kabupaten kota yang tidak punya PCR. Berapa jumlahnya kita lihat akselerasi kasus Covid nya. Untuk itu ada beberapa kota kabupaten yang punya 2-4 PCR, tapi untuk yang kasusnya minim hanya punya 1 PCR,” pungkas Muhadjir sambil meneruskan perjalanan kembali ke Malang usai mengunjungi Gudang Bulog dan RSUD Kabupaten Kediri. (ad)