Kediri – Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar menjadi pembicara dalam seminar nasional dan call for paper dengan tema “Industri 4.0 : The Power of Information System”. Seminar yang diikuti 270 mahasiswa ini dilaksanakan Selasa (27/11), bertempat di Kampus II Universitas Nusantara PGRI Kediri.
Seminar tersebut diselenggarakan oleh Universitas Nusantara PGRI Kediri. Pada kesempatan tersebut, walikota yang populer disapa Mas Abu bercerita mengenai Pemerintah Kota Kediri di era disruption seperti saat ini.
Mas Abu mengatakan bahwa disruption merupakan sebuah inovasi. Disruption menggantikan teknologi lama yang serba fisik dengan teknologi digital yang menghasilkan sesuatu yang benar-benar baru dan lebih efisien dan bermanfaat. Hal penting dalam disruption menghemat biaya, lebih simpel, membuat kualitas produk jadi lebih baik, lebih mudah diakses, menciptakan pasar baru, dan membuat segala sesuatu menjadi lebih pintar, lebih hemat waktu dan lebih akurat. Disruption terjadi dalam berbagai bidang, mulai dari pemerintahan, ekonomi, hukum, politik, penataan kota, konstruksi, pelayanan kesehatan, pendidikan, kompetisi bisnis dan juga hubungan-hubungan sosial.
Dampak dari kehadiran disruption sudah sangat terasa. “Misalnya saja fenomena jual beli online,” ujarnya.
Di era disruption ini, lanjut Mas Abu, Pemerintah Kota Kediri melakukan evolusi pelayanan publik. Dimulai dari pelayanan di kantor, pelayanan satu pintu, pelayanan keliling, pelayanan online dan pelayanan dari website ke mobile application.
Perbaikan layanan di kantor dengan memperbaiki layanan di kantor kelurahan. Petugas yang ramah dan siap melayani serta ruang pelayanan ber-AC dan kursi tunggu yang nyaman. Seperti juga layanan di Kantor Dispenduk yang buka mulai Senin-Sabtu dan dokumen kependudukan bisa diambil atau dikirim via pos. Saat ini pelayanan juga terpadu satu pintu melalui DPMPTSP. Perizinan juga disederhanakan dari 153 ke 56.
Adapula pelayanan keliling yakni petugas mendatangi warga. Beberapa contoh layanan keliling adalah mobil adminduk, mobil PBB keliling, perpustakaan keliling, perizinan keliling dan home care.
Pemerintah Kota Kediri juga melakukan pelayanan online. Misalnya saja perizinan melalui Android yakni Kediri Single Window for Investment. Jadi pemohon izin mendaftar melalui android dan berkas akan dikirim melalui pos.
Selain itu, Pemerintah Kota Kediri juga melakukan Fasilitasi UMKM Kota Kediri dengan Bukalapak. Hal ini bertujuan untuk mempromosikan produk UMKM Kota Kediri melalui e-commers. Tidak hanya itu, produk UMKM berupa tenun dan batik juga dipamerkan melalui Dhoho Street Fashion.
Untuk menarik minat masyarakat untuk berkunjung di Kota Kediri, Pemerintah Kota Kediri juga melakukan jumpa netizen dengan admin-admin media sosial. Selain itu juga melalui beberapa lomba foto dan video. Masyarakat akan tertarik berkunjung ke Kota Kediri melalui foto dan video yang bagus.
Selain itu, walikota muda berusia 38 tahun ini juga berpesan kepada mahasiswa agar selain kuliah juga mengembangkan jaringan pertemanan dan menambah wawasan. “Caranya, harus nabung dari sekarang, kemudian satu tahun lagi cari tiket ke negara yang tidak menggunakan bahasa Melayu. Selain bisa belajar dari kehidupan warga negara di sana, tentu akan belajar berkomunikasi, beradaptasi dan memecahkan masalah,” pesannya. (ist/jek)