Tulungagung (Jatimsmart.id) – Krisis air bersih dampak kemarau panjang kali ini, memantik kepedulian para siswa di SMAN 1 Kalidawir, Kabupaten Tulungagung. Mereka patungan untuk membantu desa-desa yang mengalami krisis. Mereka menyisihkan sebagaian uang sakunya, untuk dibelikan air yang langsung didistribusikan ke warga desa. Seperti yang terlihat di Dusun Rowoagung, Desa Demuk, Kecamatan Pucanglaban. Kabupaten Tulungagung, Selasa (12/11) siang ini. Ratusan warga pun rela mengantre untuk mendapatkan bantuan ini.
Kepala Dusun setempat, Sukiyat menjelaskan terdapat 150 Kepala Keluarga (KK) yang mengalami krisis air bersih. Kondisi ini sudah berlangsung sejak dua bulan terakhir. Sebelumnya para warga di dusun ini berlangganan air dari Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (HIPPAM). Namun, musim kemarau panjang ini membuat air HIPPAM tidak lagi keluar sehingga mereka terpaksa membeli air bersih untuk kebutuhan sehari hari.
“Setiap 5000 liter harganya mencapai Rp 150 ribu rupiah,” ujarnya.
Bantuan air bersih ini merupakan kali pertama menyentuh desa mereka. Sebelumnya mereka belum pernah mendapatkan bantuan air dari Pemerintah.
“Alhamdulillah, bantuan air ini bisa digunakan untuk beberapa hari lagi,” imbuhnya.
Ketua OSIS SMAN 1 Kalidawir, Fazza Aulia Ulfa Dilla mengatakan patungan ini dilakukan selama beberapa hari. Setelah uang dari siswa terkumpul mereka kemudian meminta bantuan pihak sekolah untuk dibelikan air bersih, dan mendata sejumlah desa yang membutuhkan.
Patungan ini mendapat dukungan dari pihak sekolah. “Guru dan karyawan semua ikut patungan. Ini masih berlangsung selama patungan berjalan uangnya akan kita belikan air bersih,” jelasnya.
Sementara itu, pihak sekolah sebelumnya belum mengetahui kondisi banyaknya desa yang mengalami krisis ini. Mereka baru mengetahui setelah banyak siswa yang datang ke sekolah pagi-pagi, untuk menumpang mandi.
“Barulah ada gerakan patungan ini dan pihak sekolah mendukung penuh adanya kegiatan tersebut,” kata Guru Pembina OSIS, Huda Fauzan. (pam/ydk)