Surabaya (Jatimsmart.id) – Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, menyebutkan bahwa strategi pengelolaan dinamika Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) penting guna menghadapi pesta demokrasi 2024.
Menurutnya, stabilitas keamanan dan kondusivitas hanya dapat dicapai dengan sinergitas. Maka dari itu, dibutuhkan kerjasama dengan berbagai instansi dan stakeholder terkait.
“Ketertiban ini tidak bisa diwujudkan tanpa TNI-Polri. Jadi selama ini kami sangat mengandalkan mereka. Dan kami justru posisinya makmum terhadap strateginya TNI-Polri. Artinya pemerintah ikut kepada yang paham betul akan Kamtibmas ini,” ujarnya saat menerima Praktik Kerja Dalam Negeri (PKDN) peserta Dik Sespimti Polisi RI Dikreg ke-32 TA 2023 di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin (24/7/2023).
Upaya lain yang harus dilakukan untuk menyukseskan pesta demokrasi ini, terang Emil, adalah dengan menjaga netralitas ASN di Jawa Timur. Tak hanya itu, dibutuhkan pula sosialisasi dan pendidikan politik kepada semua elemen masyarakat.
“Jadi kita harus membangun kesadaran dan pemahaman politik. Supaya mereka tidak mudah diombang-ambingkan dengan janji yang terlalu muluk-muluk atau bahkan juga kampanye hitam,” katanya.
Kemudian yang tak kalah penting, pemerintah dan TNI-Polri juga perlu melakukan pendekatan kultural dan spiritual di Jawa Timur. Sebab, kedua hal tersebut akan selalu memegang bagian penting dalam kehidupan masyarakat.
Meski begitu, Emil mengaku bangga bahwa berdasarkan rilis BPS RI, Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) di jawa timur pada 2022 adalah 84,92 atau naik 3,61 poin dibanding capaian tahun 2021
yaitu 81,31.
Tak hanya itu, indeks Kerukunan Umat Beragama (KUB) di Jawa Timur pada 2021 juga lebih tinggi dari nasional, yakni 77,8. Di mana, KUB Indonesia berada di angka 72,39 dan sudah termasuk kategori tinggi.
“Jawa Timur ini sangat heterogen, terutama di wilayah perkotaan. Tetapi kita bisa menerima perbedaan itu. Di sini kita juga bersyukur bahwa banyak kyai di Jawa Timur ini yang mengedepankan _Islam rahmatan lil ‘alamin_. Di mana mereka mengajak menjaga kebhinekaan, menghormati NKRI, dan mengapresiasi Pancasila,” katanya.
Terakhir menurut Emil, yang harus dijaga demi keamanan dan kekondusifan pesta demokrasi adalah perekonomian masyarakat. Ia menjelaskan, masyarakat harus berada di taraf ekonomi stabil agar tidak mudah diiming-imingi sesuatu.
“Kita tetap mendorong pembangunan ekonomi. Banyak yang menyambung-nyambungkan antara realita makroekonomi dengan realita politik, jadi mereka lebih gampang digesek,” katanya.
“Jadi agar mereka tidak terbawa arus, harus ada intervensi kita yang membuat mereka tentunya bisa ada dalam kondisi yang kondusif dalam perhelatan politik nanti,” tambah Emil.(red)